Anak adalah Investasi

Ditulis Oleh: Irse Wilis 



Kalimat di atas adalah salah satu bagian dari topik obrolan kami di siang itu, tepatnya dengan istri abang sepupuku. Aku tidak ingat topik obrolan kami di siang itu tentang apa, tapi kalimat tersebut mengalir begitu saja dari mulut kakakku. Kalimat itu sungguh mengusik pikiranku ketika salah seorang teman baruku, tidak setuju dengan kalimat tersebut; berbanding terbalik dengan aku yang menganggap kalimat tersebut adalah hal yang masih masuk akal dan tidak berarti jelek.

Jika melihat background keluarga kami yang mayoritas pedagang dan sering berkutat dengan barang, uang dan perekonomian, adalah hal yang wajar untuk membicarakan suatu investasi. Namun, ketika anak dijadikan investasi, kalimatku itu sungguh mengusik teman baruku di grup WA yang baru aku ikuti, dimana dia tidak menyetujui kalimatku tersebut. Aku bisa mengerti ketidaksetujuannya, namun dalam hati dan pikiran terdalamanku, ketidaksetujuannya tersebut membuat suatu gejolak dalam batinku; ibarat gelombang air laut yang perlahan menghempas di dasar sanubariku.

Melihat defenisi investasi tersebut yang sangat identik dengan nilai ekonomi yang berhubungan dengan uang, hal ini dianggap sebagai suatu ajang mendukung penjualan manusia dimana manusia tersebut dilahirkan untuk dijadikan harta, yang kemudian di atur dan dikelola sedemikian rupa sehingga meningkatkan keuntungan bagi orangtua yang memiliki harta tersebut; dimana harta yang dimaksud adalah kehadiran anak dalam keluarga. Pikiran seperti inilah; yang mungkin muncul dalam benak teman baruku tersebut sehingga, dia tidak menyetujui kalimat aku diatas.

Hasil permenunganku tentang kalimat di atas menyadarkan aku betapa kompleksnya pengertian manusia terhadap satu kalimat. Karena pengertian seseorang terhadap suatu hal akan dipengaruhi oleh backgroundnya juga, misalnya: latar belakang pendidikan, agama, suku, kebudayaan dan lain-lain. Hal inilah yang memicu perbedaan pandangan di antara sesama manusia. Perbedaan tersebut adalah hal yang wajar, tidak untuk dipertentangkan, namun cukup dijadikan tambahan pengertian sehingga membuat pengertian kita terhadap sesuatu hal semakin kaya karena berasal dari sudut pandang yang berbeda-beda.

Bagi aku sendiri, anak adalah investasi artinya bahwa kehadiran anak merupakan suatu penanaman modal dalam kehidupan ini. Menanam modal sebagai tanggung jawab terhadap panggilan hidup berkeluarga yang harus menghasilkan buah. Anak adalah investasi juga dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk meningkatkan makna/nilai kehadiran anak dalam keluarga tersebut; yang membuat anak tersebut menjadi sangat berarti, sangat bernilai, sangat istimewa berbeda dengan jenis investasi lainnya. Sekalipun investasi ini unik, namun prinsipnya adalah sama dengan jenis investasi pada umumnya, yang harus dijaga dan dikelola dengan baik, untuk meningkatkan nilai dari harta tersebut. Hal ini TIDAK berarti untuk menjadikan anak sebagai barang atau robot yang harus di setting sedemikian rupa; karena jaga dan kelola yang aku maksud adalah membentuk anak menjadi pribadi yang mengenal penciptaNya yang merupakan sumber kekayaan sejati. Misalnya, menjaga perilaku anak sejak usia dini, dimana asupan hal positif sangat diperlukan agar si anak bertumbuh menjadi manusia seutuhnya. Ibarat tanaman yang harus dipupuk dengan rajin, diberi tanah yang baik dan gembur, serta disiram dengan rajin dan teratur, demikianlah maksud menjaga anak.

Sementara mengelola yang aku maksud adalah mengarahkan anak kepada sumber kehidupan sejati yang akan menjadikan anak sebagai manusia seutuhnya yang sadar akan panggilannya sebagai seorang manusia, sebagai laki-laki atau perempuan. Jadi menjaga dan mengelola bukan merupakan sistem pingitan yang membatasi ruang gerak anak, namun lebih kepada mendidik anak untuk menjadikan nilai kemanusiaannya semakin meningkat; yang pada akhirnya akan menguntungkan orangtua artinya membuat orang tua bangga dan bahagia.

Anak adalah investasi merupakan suatu bentuk realisasi tanggung jawab dari orang tua terhadap kehidupan pernikahannya; dimana masing-masing orangtua terpanggil untuk menjaga dan mengelola harta (anaknya) agar nilai dari harta tersebut semakin tinggi dan pada akhirnya akan menguntungkan orangtua juga. Sebagaimana investasi harus dijaga agar tidak sampai turun nilainya, demikian juga kehadiran anak dalam keluarga agar tidak menjadi beban, tidak menjadi masalah dalam kehidupan pernikahan sehingga orangtua sadar akan peranan dan tanggungjawab masing-masing sebagai seorang bapak atau ibu.

Namun, penting untuk mengingat bahwa anak adalah titipan Ilahi, hasil dari anugerah Tuhan dari pernikahan kedua orangtua sehingga orangtua TIDAK boleh seperti kacang yang lupa akan kulitnya, lupa akan Tuhan yang menciptakan manusia baru tersebut (anak). Jika, manusia tersebut ingat akan Tuhannya, maka tidak ada alasan bagi orangtua untuk mengekang buah hatinya sebagai harta yang harus dikuasai dan dikelola sendiri tanpa campur tangan Tuhan. Karena jika hal ini terjadi, maka kehidupan di keluarga tersebut dapat dipastikan tidak sehat dan akan membentuk anak-anak yang miskin cinta Tuhan, karena cinta yang diperoleh dari orang tua adalah miskin cinta Tuhan. Karena cinta Tuhan adalah cinta yang bebas, setia, total dan berbuah, dimana keempat prinsip ini harus ada dan menjadi satu kesatuan.

Bagi aku, anak adalah investasi adalah bagian dari perjalanan hidup ini dimana dalam kehidupan ini kita harus menghasilkan buah, dimana buah tersebut nampak dari hasil akhir investasi kita tersebut yang harus menghasilkan sesuatu yang baik bagi diri kita sendiri terlebih bagi lingkungan di sekitar kita. Jika buah pelayanan kita belum terlihat ke lingkungan luar, minimal buah tersebut dapat terlihat dari anggota keluarga kita yang semakin cinta Tuhan.

Mengapa cinta Tuhan merupakan tolak ukur kesuksesan investasi di dunia? Jawabnya, karena tanpa Tuhan dalam kehidupan ini, maka kehidupan ini tidak akan pernah ada artinya baik bagi diri sendiri atau bagi orang lain.

Yohanes 15:5 "Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa"







Tidak ada komentar:

Posting Komentar