Berbicara Dalam Keheningan Hati

Ditulis Oleh: Irse Wilis

Tuhan,
Aku hendak memuji Engkau dengan segenap hatiku
Ijinkanlah aku menyebut namaMu yang kudus dengan segala hasrat dan kerinduanku
Terhadap Engkau wahai kekasih jiwaku.
Aku mengucap syukur karena telah mengenalMu dengan jalanMu
Aku mengucap syukur atas tanganMu yang selalu menggandengku
Bahkan ketika aku selingkuh dan sibuk dalam kegiatan duniawiku
Aku mohon ampun padaMu ya kekasih Jiwaku, Tuhan dan Gembalaku...
Ampuni aku ketika aku tidak sadar ataupun secara sadar telah melukai hatiMu
Ampuni aku ketika aku menodai cinta tulusMu dengan keinginan dagingku yang jahat..
Ampuni aku ya Tuhan..

Tuhan, Engkau adalah penolong dan penghiburku, sudihlah menolong dan menghibur semua orang yang merasa kesepian dan kehilangan arah,
Sudihlah hadir dalam kehidupan mereka ya kekasih jiwaku, agar mereka mampu kuat berlari ketika beban berat harus mereka pikul, agar mereka mampu tersenyum sekalipun dunia menampar mereka karena kesetiaan mereka pada hukum-hukummu, Tolonglah mereka ya Tuhan dan Penolongku.

Aku sungguh percaya akan penyertaanMu dalam hidupku, dan aku juga percaya Engkau akan menolong dan menopang mereka yang sedang letih,lemah dan berbeban berat, curahkanlah belaskasihMu pada kami ya Allah, agar kami dapat selamat dari dunia yang kelam yang telah menjerat dan menjauhkan kami dari kasihMu

Bersama para malaikat di surga, aku hendak memuji keluhuran dan kekudusanMu
Tuhan semesta alam, penciptaku dan pencipta dunia tempatku berpijak saat ini
Segala kemuliaan hanya bagi namaMu yang kudus, Ya Yesus Tuhan Raja yang maha rahim; kini dan sepanjang masa.

Amin.

Tahapan Dalam Sebuah Hubungan

Ditulis Oleh: Irse Wilis

Ibarat seperti membangun sebuah rumah, segala sesuatunya membutuhkan dana, desain, tahapan dan proses untuk menyelesaikan sebuah bangunan. Begitu juga dengan hubungan, sama seperti membangun sebuah rumah. Ada dana yang dibutuhkan maksudnya: sebagai seorang pribadi hendaknya memiliki nilai berharga sehingga layak untuk dicintai. Nilai berharga yang dimaksud adalah pribadi yang memiliki hubungan dekat dengan Tuhan, kepribadian yang dewasa secara jasmani dan rohani (bertanggung jawab), pribadi yang menarik penuh dengan sikap dan sifat positif, dan lain-lain yang membuat seseorang itu menjadi pribadi yang layak untuk dicintai.

Desain rumah adalah rancangan sebuah bangunan rumah mulai dari letak ruangan, bentuk ruangan, desain ruangan yang melingkupi warna dan gaya, dan lain-lain. Begitu juga sebuah hubungan, masing-masing pasti punya kriteria tersendiri dalam membangun sebuah hubungan. Ada yang maunya seperti Keluarga Kudus Nazaret, ada yang mau seperti keluarga Pangeran William, ada yang mau seperti pernikahan Melly Goeslaw (beda agama), dan lain-lain. Masing-masing pribadi memiliki kriteria pasangan yang diinginkan, sifat dan sikap yang diinginkan, dan lain-lain.

Tahapan adalah langkah-langkah dalam membangun sebuah rumah, mulai dari membangun fondasi bangunan, memasang tiang-tiang, mengecor tiang dan lantai, memasang atap, memasang tangga, kusen, dan lain-lain. Dalam membangun sebuah rumah ada tahapannya. Tidak mungkin sebuah bangunan diawali dengan pembangunan atap, sebelum fondasi rumah terbentuk, tidak mungkin mengecor lantai jika tiang belum terbentuk, begitu juga dengan sebuah hubungan, yang memiliki tahapan yang tidak boleh lompat satu sama lainnya, yang semuanya harus berjalan secara teratur dan konsisten.

Proses adalah kegiatan yang dilakukan selama tahapan berlangsung. Sama seperti saat membangun fondasi (tahapan), maka prosesnya mulai dari menggali tanah, memasang tiang besi, mengecor fondasinya dan kemudian memasang tiang lainnya. Proses adalah seluruh rangkaian kegiatan untuk menyelesaikan tahapan tersebut. Sama seperti sebuah hubungan dimana proses yang dimaksud adalah kegiatan yang berlangsung selama tahapan yang sedang berlangsung. Misalnya:  jika kita berada dalam tahapan persahabatan maka proses yang dimaksud adalah: jalinan komunikasi antar teman, ikut kegiatan kelompok tertentu, hangout/meet up dengan teman-teman, dan lain-lain.

Tahapan dalam sebuah hubungan dapat dilihat di gambar piramida hubungan di bawah ini:
Dalam gambar di atas, terdapat tujuh tahapan yang harus dilalui di dalam menjalani sebuah hubungan.
1.    Persahabatan. Mengapa persahabatan adalah tahapan awal dan paling besar? Karena sebuah hubungan umumnya dimulai dengan persahabatan. Kita boleh menjalani banyak persahabatan guna menemukan teman hidup yang pas sesuai dengan desain yang kita inginkan. Semakin banyak persahabatan yang kita jalin, maka peluang untuk menemukan pasanganpun semakin besar.
2.    Mengenal Lebih Dekat. Dari banyak sahabat yang kita miliki pasti ada seseorang yang sangat spesial yang berhasil mencuri perhatian kita dan sesuai dengan desain yang kita inginkan. Tahapan selanjutnya adalah mengenal seseorang spesial tersebut lebih dekat dan lebih mendalam untuk mengenal pribadinya seutuhnya.
3.    Mengenal Keluarga dan Lingkungan Lebih Dekat. Setelah kita merasa sudah mengenal baik seseorang yang spesial tersebut maka tahapan selanjutnya adalah memasuki lingkungannya. Mengenal keluarga, teman-teman, dan lingkungan hidupnya. Langkah ini diperlukan untuk dapat menilai apakah hubungan yang kita akan jalin kelak, direstui oleh orang tuanya? Apakah pergaulannya dengan teman-temannya baik dan positif? Apakah lingkungan hidupnya sehat dan tidak terlibat kasus kejahatan?. Jika di tahapan ini kita menemukan kendala, misalnya orangtuanya tidak setuju jika dia menjalin hubungan dengan kita, untuk apa hubungan ini dilanjutkan? Mungkin ada beberapa pernikahan yang berhasil terbentuk karena tidak disetujui oleh orangtua, tapi apakah pernikahan seperti itu yang kita idamkan? Contoh lainnya, jika kita mengenal lingkungan pergaulannya tidak sehat seperti sering dugem dan mabuk, apakah kita menginginkan pasangan yang seperti itu? Ingatlah bahwa untuk merubah seseorang menjadi lebih baik adalah mulia dan besar pahalanya, namun dalam kehidupan berumah tangga tidak ada ukuran dan standar untuk bisa mengetahui kapan seseorang itu akan berubah menjadi lebih baik. Jika segampang membalikkan telapak tangan, maka mungkin kita boleh menerima pasangan yang seperti itu; namun sadarilah merubah seseorang itu tidak gampang dan tidak cepat prosesnya.
4.    Pacaran Eksklusif. Setelah tiga tahapan awal berhasil dilalui, maka sudah saatnya kita mengikat diri dalam hubungan spesial dengan seseorang yang spesial tersebut. Dalam tahapan ini, kita telah ganti status dari available menjadi not available. Dalam tahapan ini, pembicaraan tentang masa depan lebih spesifik dibicarakan.
5.    Pertunangan. Setelah masa pacaran dilewati dengan mulus dan tanpa halangan untuk menikah; maka hubungan pacaran ekslusif sampai ke tahapan yang lebih tinggi yaitu pertunangan. Masing-masing individu telah terikat dalam hubungan yang lebih resmi; untuk mempersiapkan diri dalam membangun sebuah rumah tangga.
6.    Menikah. Tahapan selanjutnya dalam sebuah hubungan adalah pernikahan. Ini merupakan tahapan yang serius karena telah melibatkan semua keluarga besar, gereja dan Tuhan. Hubungan yang terbentuk menjadi lebih kudus dan indah karena disahkan oleh semua pihak dihadapan Tuhan yang Empunya kehidupan ini.
7.    Sex. Merupakan Tahapan yang tertinggi dalam sebuah hubungan setelah melewati tahapan satu sampai enam. Merupakan tahapan tertinggi karena sex adalah kegiatan yang paling kudus karena sebagai bentuk pemberian diri secara total, setia, bebas dan berbuah. Sama seperti Allah memberikan diriNya kepada manusia maka sex adalah bukti cinta nyata antar pasangan. Sex yang paling kudus sehingga jumlahnya lebih sedikit; sedikit supaya sex itu lebih murni. Bayangkan aja kalau sex dilakukan sesering mungkin dan tidak ada aturannya, apa bedanya dengan sex antar binatang?!
Demikianlah, tahapan yang harus dijalani dalam menjalani sebuah hubungan yang dilakukan secara bertahap dan teratur. Tidak boleh saling melompati agar menciptakan harmonisasi dalam pembentukkan sebuah hubungan. Ingat seperti membangun sebuah rumah yang butuh tahapan dan proses, maka demikian pula sebuah hubungan yang harus memiliki tahapan dan proses.

Senin, 28 Maret 2016 -> Mengingat Kembali

Ditulis Oleh: Irse Wilis

Sebelas tahun yang lalu, di hari dan tanggal yang sama dengan hari ini; aku resmi menyandang status  sebagai seorang anak yatim piatu. Keluarga besarku pergi serentak meninggalkan aku dan adikku. Bencana gempa bumi yang menimpa tanah kelahiranku membuat kenangan yang mendalam sehingga tidak akan pernah terlupa akan tanggal 28 Maret ini.

Sebagai bagian dari kenangan yang menyedihkan, tentu hal ini tidak baik untuk diingat dan dijadikan sebagai luka batin. Namun, sebagai manusia yang memiliki ingatan dan pikiran adalah hal yang wajar jika mengingat terus akan tanggal ini, sebagai peringatan akan kematian mereka yang sudah pergi meninggalkanku. Kepergian keluarga besar adalah hal yang tidak pernah terbayangkan dan terlupakan. Namun begitulah kehidupan ini yang penuh dengan kejutan-kejutan yang mampu untuk mendewasakan diri, sebagai seorang manusia.

Masih teringat olehku; kejadian sebelas tahun yang lalu, dimana aku berusaha tegar dan dewasa menyikapi kesedihan ini; masih teringat olehku kata-kata yang ku ucapkan sendiri pada kakak sepupuku namun dibalas dengan perkataan: “kok lu gak merasa sedih? padahal mereka sudah meninggal?”. Kesedihan yang aku rasakan tentu sangat besar dan menyakitkan; namun tangisanku tidak sederas tangisannya, sehingga dia menilaiku seperti itu. Aku mengingat, sebelum mereka pergi dari dunia ini tepatnya saat misa di Klaris Gunungsitoli tahun 2004, aku pernah bertanya kepada almh.mama “gimana seandainya bangunan ini runtuh dan menimpa kita dan saat ini kita langsung meninggal dunia?”. Saat itu, posisi kami sedang berada di kapel, mengikuti misa dan sedang terjadi gempa. Mama dengan tenang dan santai menjawab: “ya kalau sudah saatnya pergi, maka pergi aja dan rasanya lebih bahagia kalau meninggal di dalam Rumah Tuhan”. Saat itu, aku tidak memiliki firasat apapun akan kepergian beliau di tahun depannya (2005).

Mama adalah sosok yang sangat menginspirasiku untuk dekat dengan Tuhan. Dia selalu berdoa setiap pagi di dekat balkon lantai 2 rumah kami, di dekat gua Maria kecil, yang dibangunnya menurut desainnya sendiri. Mama adalah seorang wanita yang tidak mengenyam pendidikan tinggi namun berhasil menjadi orang sukses dalam usaha yang digelutinya. Dia sungguh menunjukkan hubungan kedekatannya dengan Yesus, Tuhan yang kami sembah.

Mengingat mama membuat hatiku sangat yakin dengan agama yang ku anut sedari kecil. Mama memberi teladan dan contoh keindahan doa-doa dalam gereja Katolik yang terkesan kaku dan terlalu sistematis. Mama yang tidak pernah bosan berdoa, membuatku menjadi seorang yang mencintai doa sebagai ajang berkomunikasi dengan Tuhan secara pribadi. Sosoknya sungguh meninggalkan kenangan indah dalam hati dan pikiranku. Kepergiannya jelas sangat menyakiti hati dan perasaanku; dan kadang bisa terlintas dalam pikiranku bahwa Allah sungguh tidak adil karena memberikanku kesempatan yang sangat singkat untuk bersama-sama dengan mama. Padahal banyak rencana besar yang ingin ku lalui bersama mama, seperti membelikannya rumah di Medan, ziarah ke tanah suci, dan menemaninya selalu dalam doa lingkungan yang aktif diikutinya.

Tentu saja, pikiran tersebut jahat dan salah karena berasal dari si jahat, yang segera tertepis ketika aku sedang berdoa dalam kepasrahan minta tuntunan Tuhan; karena aku sungguh tidak tau hendak melangkah kemana lagi, karena orangtuaku telah pergi dari dunia ini, sehingga tidak ada lagi yang mengajariku dan membekaliku untuk menghadapi masa depan. Dan secara luar biasa selama sebelas tahun ini, Tuhan tidak pernah meninggalkanku; itulah alasan mengapa aku begitu mencintai Dia dan rela untuk menghabiskan hari-hariku bersama Dia dalam doa, saat teduh, perkumpulan dalam komunitas/kelompok kategorial di gereja. Bagiku, Tuhan sungguh nyata dan hanya bisa disadari kehadiranNya ketika, kita sedang berada di titik terendah dalam hidup ini.

Gempa 28 Maret 2005 menjadi awal perjalananku bersama Bapa yang kekal yang selalu setia untuk hadir melalui orang-orang baik yang ada disekelilingku, yang mengajariku betapa berharganya kehidupan ini dan patut dipergunakan sebagai ajang untuk mengejar mahkota surgawi.

Semoga semua orang yang telah meninggal dalam bencana gempa Nias sebelas tahun yang lalu; mendapat rahmat pengampunan dari Allah Bapa di tahun kerahiman ini; agar semuanya mendapat tempat di kerajaanNya dan mendapatkan kebangkitan badan kelak.

Semoga... Amin!

Sabtu 26-03-2016, Vigili Paskah

Ditulis Oleh: Irse Wilis

Dalam semua ritual agama dan hari besar keagamaan, seseorang pasti memiliki kesenangan tersendiri pada hari/perayaan tertentu. Seperti yang terjadi pada beberapa orang yang bersuku Tionghoa; mungkin ada beberapa orang yang suka pada perayaan imlek karena ada angpaonya, ada juga yang suka dengan cheng beng karena ingin menghormati leluhurnya yang sudah beralih ke alam lain; dan mungkin ini sebagai salah satu bentuk bakti kepada alm.orangtua/leluhur. Bagi saya sendiri hari ini adalah hari yang paling menyenangkan, mengagumkan dan spektakuler.

Dari semua hari raya yang ada, malam vigili paskah adalah malam penantian (vigili=berjaga-jaga) yang mendebarkan, menyenangkan dan membahagiakan karena ada harapan baru dibalik kematian Tuhan yang sudah dikenang semalam (acara penghormatan salib/jumat agung). Mendebarkan karena di malam ini terjadi trasnsfigurasi Tuhan Yesus dari alam kematian menuju kebangkitan mulia. Menyenangkan karena di hari ini, doa, bacaan dan ritual keagamaan sangat banyak, dan ini juga merupakan momen untuk belajar, belajar tentang  tata cara ibadah, belajar tentang doa seperti doa saat pemberkatan lilin paskah atau doa saat pembaharuan janji baptis atau doa litani orang kudus atau mazmur tanggapan yang merupakan doa pujian dan terlebih untuk belajar akan makna perayaan ini sendiri; yang bisa didapat lewat homili atau artikel/renungan yang berkaitan dengan vigili paskah. Saya tidak pernah melogikakan perasaan bahagia yang saya rasakan, sama seperti cinta yang tidak mempunyai alasan dan kadang tidak bisa dinalarkan, perasaan sukacita malam ini begitu penuh mulai dari awal sampai akhir perayaan.

Saya mempunyai seorang teman yang pernah mencap saya sebagai pribadi yang aneh, karena begitu menyukai perayaan hari ini; padahal malam ini adalah perayaan yang paling panjang; dan biasanya umat sangat malas untuk berlama-lama di gereja makanya si teman tersebut mencap saya sebagai seorang yang aneh. Biasanya, acara malam vigili paskah bisa sampai 3 jam-an doanya, apalagi kalau digabungkan dengan acara pembaptisan dan dipimpin oleh Bapak Uskup, waktunya bisa lebih lama. Mungkin, ini juga yang menjadi dasar rasa bosan yang "mereka" rasakan. Sementara untuk saya sendiri, saya begitu menyukai upacara cahaya yang menjadi lambang sebuah harapan baru (kemenangan Kristus atas dosa dan maut) akan keselamatan yang telah dijanjikan Yesus. Saya juga menyukai baca-bacaannya yang super duper panjang, karena mengingatkan saya akan karya Agung Allah mulai dari saat penciptaan dunia dan segala isinya, dan juga saya menyukai doa-doanya terutama litani para Kudus dan tentu saja doa Ekaristi.

Semoga malam vigili paskah ini semakin menyadarkan dan memurnikan saya untuk mencintai Yesus dengan benar sesuai ajaran gerejaNya. Yang kucintai tentu hanya Yesus semata, liturgi/tata perayaan ibadah kucintai sebagai sarana/cara untuk mewujudkan cintaku pada Yesus dalam bentuk nyata lewat tindakan yang nyata. Jika mencintai Tuhan; pasti ada cara mewujudkannya yang salah satunya adalah mencintai dan melaksanakan liturgi sebaik mungkin.

Selamat menyongsong kebangkitan Kristus dalam perayaan Paskah besok.

Kristus akan, pasti dan sudah Bangkit..

Haleluya!

Khasiat Cinta Tuhan

Ditulis Oleh: Irse Wilis

Beberapa dari orang-orang yang ku kenal memiliki cerita rumah tangga yang rumit, dan menyedihkan. Konflik dalam rumah tangga yang sangat banyak dan bisa membuat hati lelah. Beberapa diantaranya: kasus selingkuh di usia pernikahan yang sudah menginjak puluhan tahun. Masalah kebiasaan judi, marah dan sifat buruk lainnya. Saat seminar Love Redefined kemarin, guestspeaker juga bercerita hal yang sama. Dia memiliki teman yang sudah menikah puluhan tahun, dimana sang suami adalah seorang dosen yang kerap bermain perempuan dengan mahasiswinya. Nilai baik dibayar dengan pelayanan di ranjang oleh mahasiswi yang ingin nilainya baik, dan itu dilakukan di rumah mereka, di depan mata istri dan di ranjang mereka bersama.

Keluarga kedua lainnya adalah sebuah keluarga yang mana suami dan istri sama-sama sibuk mencari nafkah, namun beberapa tahun setelah pernikahan, sang istri mulai menunjukkan perilaku yang tidak wajar dengan sering keluar di jam-jam tertentu dan sering menerima telepon di luar jam kantor. Perselingkuhan menjadi masalah di keluarga kedua ini.

Dan di keluarga saya sendiri, cerita seperti kisah keluarga di atas menjadi kisah nyata yang terjadi di depan mata saya dan adik saya. Saya mengingat betul ketika papa saya menjadi seorang yang asing, ketika dia sudah terikat dengan perempuan lain yang menjerat hatinya. Tapi mama, dengan penuh air mata melewati setiap harinya dengan sabar dan iman pada Yesus.

Mama memiliki saudari rohani seorang Suster Klaris yang selalu dicarinya; ketika dia sedang bermasalah dengan papa saya. Mama juga rajin ikut ibadah, serta aktif di lingkungan guna memuaskan tangki cintanya dengan cinta Tuhan. Hal inilah yang membuat mama mampu bertahan dalam pernikahannya. Cinta pada Tuhan mengalahkan ego dari logika akibat perasaan yang terlukai tersebut. Tuhan Yesus menunjukkan cintaNya lewat teman-teman seiman yang dijumpai mama, lewat kami anak-anaknya yang begitu menyayangi beliau, dan lewat keluarga kakek dan nenek dari pihak papa dan mama yang begitu mengasihi mama saya.

Kata cerai bukan kata yang tidak masuk akal untuk diucapkannya. Dia pernah mengucapkan kata ini, di depan kakekku yang membuat kakekku menangis, karena ikut merasa kesedihan yang dialami mamaku. Papaku saat itu telah menjadi orang asing akibat guna-guna yang diberikan oleh perempuan bayaran yang sering dipakainya tersebut. Berbagai cara sudah dilakukan untuk mengobati beliau, namun sia-sia belaka.

Mama tidak pernah curhat dan berkeluh kesah kepadaku, tentang permasalahannya dengan papa. Tapi, melalui orang-orang dewasa yang menjadi saudara dan famili, cerita keretakan hubungan mereka sampai juga ke pikiran dan hatiku. Saya tidak membenci papa atau mama. Tidak marah atas akibat dosa yang dilakukan papa karena saya yakin, papa salah langkah dan tidak tau jalan kembali lagi; dan dalam kehidupan ini setiap orang pasti pernah berbuat salah; jadi saya belajar berbesar  hati menyikapi permasalah itu. Hanya Tuhanlah, yang memampukan papa untuk kembali seperti papa yang saya kenal sejak saya dilahirkan di dunia ini.

Jawaban Tuhan atas permintaan mama tergenapi lewat bencana gempa bumi Maret 2005, yang memisahkan mereka dari dunia ini, yang menjadi akhir dari konflik percintaan mereka. Tuhan tetap menjaga pernikahan mama dan papa sampai ajal menjemput mereka. Perjalanan iman mama, membuatku semakin yakin bahwa kekuatan sesungguhnya yang dimiliki manusia adalah berasal dari cinta Tuhan yang tidak pernah lekang oleh waktu.
Kembali ke sharing guestspeaker Love Redefined, pada kasus pertama, sang istri tetap mendoakan suaminya dan sungguh-sungguh menyerahkan pergumulannya ke dalam tangan Tuhan, dan Tuhanlah yang membuat istri tersebut mampu bertahan dalam pernikahan mereka tersebut sampai 10 tahun kemudian, saat suaminya tiba-tiba mengikuti retret, dan disaat retret itu sang suami mengalami titik balik dalam hidupnya dan matanya baru terbuka untuk mengenal dosa yang selama ini, telah dia perbuat dan telah melukai istrinya. Sekarang, suami dan istri tersebut aktif dalam pelayanan dan satu komunitas dengan guest speaker yang menyampaikan kisah ini.

Kisah kedua juga sama, sang suami dari istri yang berselingkuh tersebut tetap komit mendoakan istrinya, dan pada waktu dan caraNya Tuhan, sang istri berbalik dari cara hidupnya yang salah dan kembali menyadari betapa cintanya suaminya ke dirinya.
Kisah papa dan mamaku tidak berakhir happy ending seperti itu, namun saya percaya rancangan Tuhan adalah rancangan yang terbaik bagi setiap orang yang mengimaniNya.

Para pasangan dari keluarga yang awalnya berantakan ini, menunjukkan bahwa hanya cinta Tuhan yang mampu membuat mereka bertahan dalam setiap ujian pernikahan yang mereka lewati. Khasiat cinta Tuhan sungguh nyata dalam perjalanan hidup mereka sehari-hari, terutama lewat pergumulan yang mereka hadapi. Sungguh benar perkataan bijak yang mengatakan bahwa kehidupan ini seperti emas yang terus menerus mengalami peleburan agar menjadi emas yang murni. Terkadang, di balik permasalahan yang sedang terjadi; Tuhan sekaligus menebar undangan agar kita kembali total mencintaiNya agar mampu hidup kudus dan murni seperti Dia.

Janji Tuhan sungguh nyata bagi setiap yang percaya kepadaNya. Yeremia 29:11 berkata, “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan”.

Tuhan tidak pernah salah dalam menempatkan kita pada suatu kondisi dan keadaan tertentu, kita dituntut untuk percaya sepenuhnya kepadaNya dan memenuhi tangki cinta kita dengan cinta Tuhan agar kita mampu melewati setiap badai dalam kehidupan.

Terburu-Buru Menjalani Kehidupan

Ditulis Oleh: Irse Wilis

Sepanjang perjalanan menuju kantor, aku mengemudikan motorku dengan santai, tidak seperti biasa yang suka kencang karena merasa ngak mau tersaingi dengan angkot. ^0^ Pikirku, mesin motor ini kalo dibawa pelan pasti akan sedikit mengkonsumsi bahan bakar, sama seperti kalau kita menuju ke suatu tempat; jika kita berlari maka kalori yang terpakai akan jauh lebih besar dibanding jika kita berjalan kaki menuju tempat tersebut.

Sama seperti jika kita hendak mencapai sesuatu, perlu tenaga ekstra jika tujuan yang ingin dicapai perlu dicapai dalam waktu yang sesegera mungkin. Begitu juga dalam kehidupan ini, ada hal-hal yang harus dicapai dengan sesegera mungkin, dan ada hal-hal yang perlu ditunda dulu agar energi kita tidak menjadi sia-sia. Dengan kata lain, agar waktu dan tenaga serta kesempatan yang kita miliki tidak menjadi sia-sia.

Saat umur remaja, biasanya seorang manusia akan terburu-buru ingin dewasa. Terburu-buru untuk mengenal cinta, terburu-buru ingin merasakan kenikmatan sentuhan-sentuhan kasih sehingga, malah menjerumuskan ke hal-hal yang salah dan merusak masa depan. Saya punya beberapa teman yang menghentikan kegiatan masa mudanya dan terpaksa menjadi seseorang yang dewasa di umur yang tidak dewasa, sehingga sekolah dan masa depanpun menjadi hancur berantakan.

Tahun-tahun awal pernikahan mudanya, sangat penuh tantangan dan penuh dengan konflik akibat ketidakmatangan dalam membina sebuah hubungan yang memerlukan tanggungjawab besar. Tidak gampang untuk memulai sebuah hubungan, tidak gampang untuk menyelami pribadi seseorang dan tidak gampang untuk bertahan dalam arus kehidupan yang sarat akan gelombang dan badai. Namun, karena terburu-buru dalam menjalani kehidupan, hal ini seperti terabaikan dan terlupakan.

Anak remaja memiliki emosi yang sangat labil dan belum bisa mengemban suatu tanggung jawab sebagai suami atau istri. Karena anak remaja masih dalam tahap pembelajaran tentang kehidupan yang harus dilalui dengan sabar dan pelan agar tidak merusak diri sendiri.

Sama seperti kendaraan, yang jika dipaksakan kencang berlari setiap harinya, selain membuat boros bahan bakar yang terpakai, juga dapat merusak mesin akibat mesin memiliki kapasitas (cc) yang terbatas. Demikian juga para remaja yang seharusnya menikmati masa muda dengan berbagai kegiatan positif, dibanding kegiatan berduaan dengan lawan jenis yang hanya memancing keinginan, atau tindakan yang terburu-buru yang pasti akan merusak masa depan.

Untuk itu, marilah menjalani hidup sesuai dengan rule dan rute yang sudah ada, perbanyak kegiatan positif dan pendalaman akan cinta Tuhan, penuhi tangki cintamu dengan cinta Tuhan yang akan membantumu melewati berbagai masalah dan kepahitan yang mungkin akan menghalangimu. Hanya cinta Tuhanlah yang mampu membuat seseorang bertahan dalam suatu peperangan yang menggocang batin dan jiwa. Sadarilah bahwa Tuhan itu nyata dan Dia dekat pada mereka yang telah bersahabat karib denganNya.

Tentang Persetubuhan

Ditulis Oleh: Irse Wilis
Pada umumnya, setiap manusia memiliki dorongan seksual kepada lawan jenis. Dorongan seksual itu muncul akibat timbulnya rasa ingin memberi dan menerima yang erat kaitannya dengan CINTA. Manusia menginginkan cinta karena pada dasarnya manusia adalah makhluk yang mampu mencintai sama seperti Penciptanya yang Maha Cinta Sejati. Persetubuhan adalah hal yang wajib dalam sebuah pernikahan karena persetubuhan merupakan tanda kebersatuan antara laki-laki dan perempuan. Persatuan ini mengandung unsur memberi dan menerima sehingga persetubuhan itu terasa indah, nikmat dan bahagia. Persetubuhan ini tidak salah, tidak kotor melainkan sebagai kewajiban dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Sama seperti Allah Tri Tunggal yang merupakan 3 pribadi dalam satu kesatuan Ilahi, begitu juga hubungan suami istri yang harus mencapai kesatuan, salah satunya melalui persetubuhan.

Persetubuhan hanya boleh dilakukan oleh mereka yang telah menerima sakramen perkawinan, karena persetubuhan itu suci sehingga sebelum melakukannya harus disahkan dulu oleh Yang Maha Kudus, agar Dia menjadikan persetubuhan itu berbuah manis dalam pernikahan tersebut. Tanpa kehadiran Tuhan, persetubuhan itu hanya merupakan gejolak birahi yang memuaskan badan, yang tidak akan menghasilkan buah manis, dan membawa manusia jatuh ke dalam dosa akibat tidak terkendalinya keinginan daging tersebut.

Persetubuhan yang tidak kudus akan membuka pintu dosa seksual yang siap menjerat manusia tersebut. Terikat akan kenikmatan dunia yang menghanyutkan dan sekaligus membinasakan. Menghanyutkan karena persetubuhan tersebut bisa menimbulkan efek ketagihan akibat tidak terkendalinya dorongan seksual; membinasakan sebagai efek dosa yang mematikan rohani dan jasmani manusia. Tidak bisa dipungkiri kalau persetubuhan yang tidak kudus/seks bebas akan membuka peluang penularan penyakit menular seksual, aborsi, gangguan pskis akibat tertekan, perasaan takut/berdosa/bersalah, gangguan seksual seperti masochist, hypersex, pedophilia, dan efek buruk lainnya.

Dewasa ini, kejahatan seksual sangat marak terjadi akibat dorongan seksual yang disalahgunakan. Banyak manusia lupa atau tidak ingin mencari kekudusan sehingga, mendorong manusia tersebut untuk melakukan kejahatan seksual. Tubuh hilang kuasanya dan tenggelam dalam nafsu sesat untuk memuaskan tubuh yang lemah yang perlahan akan menjauhkan manusia dari Kebenaran yang diimaninya. Manusia terlalu objektif dan lupa untuk melihat manusia lain sebagai seorang pribadi dan bukan hanya seonggok daging yang menggairahkan. Untuk itulah, teologi tubuh perlu dipelajari kembali untuk melihat persetubuhan itu dalam konteks yang berbeda dengan pandangan dunia.

Menurut St.Yohanes Paulus II, persetubuhan adalah pemberian diri secara total. Yang memiliki empat unsur yang berkaitan satu sama lainnya, yaitu: total, setia, bebas dan berbuah. Persetubuhan yang total berarti memberi diri seutuhnya kepada pasangan, tidak ada yang tersembunyi dan semuanya diberikan dengan tulus ikhlas dan tanpa paksaan. Persetubuhan total jauh dari manipulasi bagian tubuh dengan tujuan mencapai kenikmatan sendiri. Persetubuhan total mengandung unsur memberi dan menerima dimana keduanya aktif mengungkapkan cinta yang tak terbatas.

Persetubuhan setia artinya bahwa persetubuhan tersebut dilakukan pada pasangan yang sah, sesuai dengan waktu yang disepakati bersama dengan tujuan kenikmatan bersama. Persetubuhan setia akan sangat menghargai keberadaan dan keadaan pasangan sebagai pihak yang memberi/menerima cinta, tidak ada keinginan liar untuk melakukannya dengan pihak lain karena sadar bahwa pasangannya merupakan pihak yang layak untuk memberi/menerima cintanya.

Persetubuhan bebas artinya persetubuhan yang menginginkan kebaikan bagi pasangannya. Tidak terikat perasaan takut dan bersalah karena melakukannya dengan dasar cinta. Persetubuhan bebas bukan persetubuhan liar yang melakukan kegiatan seksual yang tidak alami seperti sodomi. Persetubuhan bebas membuat masing-masing pihak bebas lepas untuk mengekspresikan cinta dengan cara dan aturan yang benar yang tidak meyakiti pasangan baik secara langsung atau tidak langsung.

Persetubuhan yang berbuah artinya persetubuhan yang menghasilkan buah manis. Tidak mencegah pembuahan akibat dari persetubuhan tersebut, sebagai ungkapan syukur dan bukti kasih dari persetubuhan yang telah terjadi. Persetubuhan yang berbuah akan menghasilkan buah-buah manis dalam kehidupan pernikahan karena merupakan hasil berkat dan rahmat Tuhan yang menguduskan persetubuhan tersebut.

Persetubuhan antara laki-laki dan perempuan adalah sakral karena seperti Yesus yang memberi diriNya secara total, setia, bebas dan berbuah kepada umat pilihanNya. Yesuslah pedoman dalam hidup berkeluarga sehingga manusia dapat lebih mengendalikan dorongan seksualnya dan mengikuti Dia yang diimaninya. Tanpa Yesus dalam diri seseorang dan dalam sebuah keluarga, maka kekacauan akan mewarnai setiap lembaran kehidupan lantaran telah kehilangan berkat dari Tuhan yang memberkatinya.

Untuk itu, hati-hatilah dalam setiap melakukan persetubuhan agar kiranya tetap menjadikannya kudus dan berkenan kepada Allah. Bagi, yang sudah melakukan seks bebas/persetubuhan yang tidak kudus segeralah akhiri keterikatanmu terhadap dosa, agar hidupmu dipulihkan dan kebahagiaan dapat mengisi hari-harimu.

Tetaplah teguh dalam iman agar berkatNya senantiasa tercurah untuk kita semua. Amin.

Masalah Dalam Hubungan Percintaan

Ditulis Oleh: Irse Wilis
 
Beberapa teman saya yang pernah mengalami putus nyambung dalam hubungan percintaan, pernah berkisah seperti berikut ini: “Duh gw sebal banget, mengapa sikapnya gak jelas banget ya? Uda lama pacaran tapi gak jelas menikahnya kapan?”, ada juga yang seperti ini: “Buset gw dikasarin sama cewek gw, gimana mau nikah kalau perempuannya galak banget ? saat emosi seperti gunung berapi yang bisa main fisik mukulin gw segala.. untung gw gak khilaf dengan membalas pukulannya”,

Melihat beberapa komentar teman saya di atas, sangat miris melihat hubungan cinta mereka yang sangat berwarna, kalau warnanya indah sih gk apa-apa ya...!, tapi, warna yang terbentuk malah hitam pekat dan malah mengundang hujan air mata, luka batin dan kekecewaan.

Menurut saya, persoalan dalam hubungan percintaan terjadi karena merupakan sebuah proses penyesuaian diri satu sama lain. Kadang proses yang dilalui sangat menyakitkan, membutuhkan kebesaran hati untuk menahan ego dan emosi yang sering bergejolak, namun hubungan yang bisa melewati ini semua, pasti akan bisa bertahan lama sampai kakek nenek, karena kunci keberhasilan dalam hubungan cinta ibarat kunci dan lubang kunci, ketika ketemu bentuk yang pas, dan klop maka bisa saling melengkapi dan mengisi.

Nah kalau perselingkuhan gimana lagi ya? Apa karena proses penyesuaian diri juga?  Menurut saya sih iya, karena perselingkuhan terjadi karena masing-masing pasangan belum ketemu hal yang pas yang bisa membuat nyaman satu sama lainnya sehingga selalu mencari kebahagiaan lain di luar hubungannya.  Perselingkuhan terjadi karena proses penyesuaian diri, yang mana jika mampu berbesar hati maka pasangan yang berselingkuh pada suatu titik (waktu) akan kembali sadar akan kesalahannya dan kembali ke pasangan aslinya, jika tidak sadar-sadar juga, maka saya percaya Tuhanlah yang akan menghukum peselingkuh tersebut dengan cara yang di luar logika, contoh: ketahuan bercinta saat penggerebekan oleh aparat, kecelakaan saat berhubungan badan (penis captivus) dengan kekasih selingkuhan, kematian oleh bencana alam,dll.

Masalah-masalah dalam hubungan percintaan sangat komplek dan bisa membuat luka batin yang dalam bagi korbannya. Untuk itu, perlu membekali diri dengan Firman Tuhan sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan ini. Di dalam kitab suci juga penuh kisah tentang kehidupan manusia yang sesuai dengan zaman ini. Kita bisa belajar dari tokoh Alkitab untuk terus menerus, menjaga kemurnian diri dan cinta tanpa berusaha membalas kejahatan pasangan kita, karena pembalasan adalah haknya Tuhan. (Roma 12:19 : Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan)

Apabila saat ini Anda sedang berada dalam api penyucian untuk memurnikan cinta, maka berdoalah pada Tuhan sang sumber cinta agar cintaNya melimpah dalam hidup Anda, agar Anda mampu bertahan dan kuat dalam proses pemurnian cinta ini. Tidak ada hubungan yang mulus seperti jalan tol, masalah akan selalu ada sebagai bagian dari jalan kehidupan, walaupun masalah selalu ada namun yakinlah, Tuhan juga selalu ada dan tidak pernah meninggalkan kita; Carilah cinta Tuhan, ketika sedang bermasalah dengan pasangan karena hanya pada Tuhan ada cinta yang sejati, cinta yang dewasa dan tak pernah habis.

Saya percaya, setelah hujan pasti akan timbul pelangi, dan begitu juga dengan hubungan pasti akan lebih indah jika mampu melewati hujan badai yang sedang terjadi.

Bertahanlah...

Cerita Tentang Kain Luntur

 Ditulis Oleh: Irse Wilis
 
Pagi ini aku sebal sekali lantaran melihat kenyataan bahwa aku lupa memisahkan antara kain luntur dan kain lainnya. Hasilnya, kainku yang lain terkena lunturan celana hitam tersebut. Biasanya, sebelum merendam kain, aku memisahkan antara kain luntur dan kain biasa. Mungkin karena semalam lagi ngantuk berat dan otakpun tidak bisa diajak kompromi, jadilah, celana hitam tersebut bercampur dengan kain lainnya.

Sebal sekali melihat kenyataan bahwa karena satu celana hitam, kain lainnya ikut terkena dampaknya. Tiba-tiba terlintas dalam benakku perihal sifat seseorang yang sensitif jika bercampur dengan teman lainnya, yang sering menimbulkan konflik yang dapat merusak persahabatan. Aku ingat seorang teman yang memiliki kelompok pertemanan yang beranggotakan lima orang. Mereka berteman sudah cukup lama, sekitar tiga tahunan. Salah satu diantara mereka memiliki karakter yang sensitif yang sering membawa perasaan segala sesuatunya. Sampai suatu ketika, sifat sensitif tersebut berhasil merusak hubungannya dengan salah satu anggota dan berdampak besar pada kelompok pertemanan mereka tersebut. Akibat permusuhan tersebut, mereka saling tidak cakapan dan sampai hari ini tidak dapat berteman seakrab dulu lagi.

Sifat sensitif mirip seperti celana hitamku yang luntur dan mengotori kain lainnya. Sifat yang merusak dan meninggalkan kesan buruk bagi orang lain. Hal ini, bukan berarti kita harus menjauhkan diri dari mereka yang sensitif; melainkan kita harus memberitahukan mereka perihal sifat buruk mereka tersebut. Harusnya, sebagai sesama teman akan mudah untuk memulai komunikasi ke arah ini, sehingga si sensitif tau menempatkan diri dan memisahkan diri ketika obrolan di grup bisa berdampak ke perasaannya; sama seperti celana hitamku yang harus dipisahkan di tempat tersendiri.

Dalam pertemanan akan banyak sifat-sifat manusia yang kita jumpai, ada yang friendly, ada yang easy going, ada yang ramah, ada yang baik hati dan ada juga yang urakan, jahil, pemarah ataupun sensitif. Sama seperti kain yang bercampur dalam satu tempat yang sama, demikianlah keragaman yang ada bersatu dalam kelompok pertemanan tertentu misalnya komunitas, organisasi, perkumpulan, dll. Beranekaragam sifat bisa bercampur karena manusia itu unik dan bisa saling menyesuaikan diri dengan sifat orang lain. Namun, jika si sensitif bertemu dengan manusia lainnya maka, perasaan sensitifnya mampu menjadi bumerang yang bisa menghancurkan dirinya sendiri.

Sebenarnya, sensitif itu baik adanya jika berada dalam lingkup yang wajar. Namun, akan sangat mengganggu jika kadarnya berlebihan dan menjadikan seseorang over pekah terhadap sifat atau sikap orang lain. Kitapun, harusnya bisa pekah melihat si sensitif ini agar tidak merusak pertemanan yang ada, dengan cara lebih toleran dan sabar dalam berteman dengan si sensitif tersebut.

Bagaimanapun, seperti kain yang beranekaragam bercampur dalam ember yang sama, hendaknya segala sifat dan sikap manusia mampu berbaur dengan komunitas manusia secara universal, karena kalo tidak maka manusia tidak akan dikatakan manusia; karena hakikat manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa sendiri, sama seperti kain; kalo kain dicuci satu per satu maka hanya akan membuang air dan membuat tagihan air meningkat. Sama seperti jika berdiri sendiri tanpa teman-teman lainnya, yang hanya merugikan diri kita sendiri akibat kurang sosialisasi.

Celana hitam yang luntur pagi ini, mengingatkanku betapa pentingnya memilah milah sifat dan sikap ketika berada dalam suatu komunitas pertemanan, jangan sampai sifat dan sikap burukku merusak persahabatan yang sudah terjalin lama.

Hobi yang Baru Ku Sadari

Ditulis Oleh: Irse Wilis

Bagi saya, menulis adalah suatu aktivitas yang menyenangkan karena lewat tulisan, saya bisa mengungkapkan semua yang ada di hati dan pikiran saya. Kadang pemikiran itu, tidak bisa disampaikan secara benar lewat perkataan langsung, karena terkadang saya bisa lupa mau ungkapin apa dan tata bahasa saya sering dinilai kurang baik dan benar sehingga menjadi kendala sendiri bagi saya.

Saya adalah seorang manusia yang sampai hari ini masih berbahasa dengan logat kampung asalku. Kata orang-orang, saya ini kampungan lantaran gak bisa ikutin gaya bahasa orang-orang lingkungan saya saat ini. Saya sangat lemah dalam hal berbahasa yang santun dan sesuai ejaan bahasa Indonesia pada umumnya, tapi satu hal yang menarik; saya mampu menulis dengan bahasa yang bisa dimengerti oleh kebanyakan orang.

Mungkin sebagian orang akan menebak karakter saya lewat tulisan saya di blog ini. Mungkin banyak yang beranggapan saya adalah seorang pendiam lantaran ngak bisa ngomong banyak di dunia nyata, dan kelihatan lebih banyak ngomong di dunia maya. Hmm..menurut saya statement itu gak benar karena di dunia nyata, saya juga aktif berbicara namun topik yang saya bahas tidak seperti yang terdapat di blog pribadi saya ini.

Blog ini selain sebagai sarana untuk menyalurkan hobi saya untuk menulis, blog ini saya persembahkan juga untuk anak pertama adik saya, Xin Claire Brigitta Willis yang akan saya tuliskan di artikel lainnya. Semoga blog ini mengajarkan dia, bagaimana menjalani hidup seperti manusia pada awalnya yang diciptakan oleh Tuhan. Dan semoga tulisan di blog ini, berguna dalam menjawab pertanyaan yang mungkin akan dia alami saat dia beranjak dewasa kelak.

Sebelum otak saya pikun, maka saya termotivasi untuk menuangkan segala hal yang saya ketahui di blog ini, semoga tulisan-tulisan di blog ini, juga bermanfaat bagi para pembaca sekalian.

Sebagai seorang pemula dalam dunia tulis menulis, saya tidak mengerti benar standar suatu tulisan yang baik dan benar menurut ketentuan auditor tertentu. Yang saya lakukan hanya mencatat apa yang keluar dari hati dan pikiran saya, yang mirip dengan menulis buku harian yang tidak perlu standar baku seperti sebuah novel atau karya tulis ilmiah lainnya.

Bagi yang memiliki hobi menulis, silahkan memulai blog atau website pribadi sebagai tempat menuangkan isi hati dan isi pikiran Anda. Manatau kisah atau buah pikiran Anda dapat berguna bagi orang lain.

Hidup adalah untuk berbagi kebaikan sebagai bentuk kasih. Mungkin saya belum bisa menyumbangkan banyak hal bagi dunia ini, namun biarlah tulisan-tulisan saya ini menjadi sumbangsih bagi manusia zaman sekarang yang mungkin sudah lupa akan hakikatnya.

Serba Serbi Kehidupan Menikah

 Ditulis Oleh: Irse Wilis
 
Musik merdu di sebuah jamuan pesta pernikahan berlangsung syahdu. Para penari cilik berlenggak lenggok menyambut datangnya kedua pengantin yang siap memasuki ruangan acara pesta. Barisan anggota keluarga telah terbentuk dan bersiap untuk memasuki ruangan; seiring dengan lantunan musik yang bermain indah. Kedua mempelaipun memasuki ruangan dengan senyum dan pakaian terbaik mereka di kesempatan yang berbahagia itu.

Pernikahan sangat indah, sangat sakral dan sangat menyenangkan. Dimana dua insan yang berlainan jenis dipersatukan dalam sakramen pernikahan yang kudus; dimana Kristus wajib dihadirkan secara nyata oleh kepala keluarga. Kristus harus dihadirkan dalam keluarga tersebut karena saat pemberkatan pernikahan tersebut, mereka telah mengundang Kristus menjadi pemimpin mereka dan kepala keluarga menjadi wakil Kristus sesuai dengan Kolose 5:23 “karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh

Kitab suci mencatat bahwa seorang pria adalah manusia pertama yang diciptakan Allah segambar dan serupa Dia. Yang berarti bahwa Pria memiliki peran nyata sebagai wakil Allah, sementara istri adalah penolong suami dan merupakan peran pembantu dalam karya Ilahi yang diciptakan Allah dalam keluarga tersebut. Peran pembantu bukan berarti pembantu dan tidak bermaksud untuk merendahkan wanita karena wanitapun memiliki gambaran rupa Allah. Perbedaan kodrat diperlukan untuk menciptakan keseimbangan karena, pihak yang kuat harus berpasangan dengan yang lemah untuk menciptakan keharmonisan. Bayangkan aja jika pihak kuat bertemu dengan pihak yang kuat maka peperanganlah yang akan timbul, sebagai ajang untuk unjuk ego bagi masing-masing pihak.

Pernikahan merupakan hasil akhir dari perjalanan panjang sebuah hubungan cinta; karena pernikahan adalah pengesahan dari Sang Pencipta untuk dipersatukan menjadi wakil Allah yang berperan dalam karya Ilahi yaitu penciptaan kehidupan (kelahiran anak). Dua insan yang bersatu dalam pernikahan hendaknya menjaga kekudusan pernikahan tersebut sehingga karya Ilahi sang Pencipta menjadi nyata dalam keluarga tersebut. Prinsip-prinsip pernikahanpun perlu diterapkan agar pernikahan tersebut semakin nyata sebagai wujud cinta dari Allah sendiri kepada manusia.

Prinsip-prinsip pernikahan yang dimaksud adalah:
1.Bebas; dimana dalam sebuah pernikahan masing-masing pihak akan bebas untuk mengungkapkan kasih kepada pasangannya tanpa dibebani ketakutan-ketakutan tertentu, misalnya takut hamil, takut dikatakan jelek, dan ketakutan lainnya. Bebas yang dimaksud bukan bebas berbuat seenaknya terhadap pasangan; bebas yang dimaksud adalah kebebasan dalam bentuk mencintai bukan kebebasan dalam menggunakan pasangan.
2.Setia; dimana dalam sebuah pernikahan masing-masing pihak akan setia satu sama lainnya. Tidak ada pihak ketiga atau pihak lainnya yang mengambil alih perhatian dan cinta dari salah satu pihak. Pernikahan dalam gereja Katolik adalah monogami yang tidak dapat diceraikan atau dibagi ke pihak lain.
3.Total; dimana dalam sebuah pernikahan masing-masing pihak akan total memberikan dirinya kepada pasangannya tanpa mengurangi atau menutupi sesuatu. Contoh menerapkan kb alamiah sebagai wujud nyata pemberian diri secara total terhadap pasangan.
4.Berbuah; dimana dalam sebuah pernikahan ada pro creation yang merupakan campur tangan Allah dalam pernikahan tersebut; dimana kedua belah pihak akan menerima berkat Tuhan sebagai bentuk ketaatan dalam prinsip pernikahan yang telah diterapkan. Berbuah adalah hal yang sangat penting yang tidak dapat diabaikan karena ini merupakan lanjutan karya Allah bagi dunia; yang diwakilkan oleh Adam dan Hawa yang telah bersatu (union) dalam pernikahan.

Pernikahan dalam gereja Katolik berdasarkan hukum gereja katolik dapat dipelajari dalam artikel di katolisitas -> klik. Pernikahan katolik bukan hanya sebagai sarana untuk menyalurkan hasrat seksual, dan bukan juga suatu beban yang harus dijalankan; karena panggilan hidup berkeluarga adalah sudah kodrat manusia sebagai makhluk yang diciptakan Tuhan (ingat kembali tentang panggilan hidup setiap orang->klik). Pernikahan itu akan bermakna jika Kristus berhasil menjadi Raja dalam keluarga tersebut yang berarti masing-masing pihak mengutamakan Yesus dalam keseharian mereka. Contohnya: Mengutamakan doa bersama keluarga, makan malam bersama keluarga, misa bareng, aktif dalam kegiatan pelayanan demi kemuliaan nama Tuhan yang singkatnya: mereka tidak hidup untuk mengejar kenikmatan dunia tapi lebih dari itu, masing-masing pihak hidup untuk mengejar kenikmatan surgawi yang dapat dipenuhi dengan pertumbuhan iman bersama pasangan masing-masing.


Sebagai manusia yang memiliki panggilan hidup untuk berkeluarga sudah seharusnya sadar akan hakikat pernikahan Katolik seperti apa, sehingga ke depan saat membangun rumah tangga setidaknya mengurangi resiko untuk berpisah karena sadar bahwa meninggalkan pasangan berarti meninggalkan Kristus yang hadir di tengah keluarga tersebut.

Semoga setiap keluarga menyadari akan kehadiran Kristus di tengah mereka, sehingga mereka diharapkan semakin memancarkan cinta; sama seperti Kristus Sang Sumber Cinta sejati; sehingga damai dan sejahtera bukan lagi barang langka yang tidak dapat dirasakan bersama.

Cerita dan Analogi Pohon di Suatu Taman

Ditulis Oleh: Irse Wilis

Di suatu desa, yang masih sangat asri dan hijau terdapat banyak pepohonan dan tanaman rindang lainnya. Tampak dari jauh, sebuah pohon cendana yang telah dipagari. Di sekelilingnya terdapat pagar yang membuat jarak pemisah antar pengunjung taman itu dengan pohon tersebut. Pohon tersebut begitu rindang dan sangat indah sehingga banyak sekali yang ingin mendekati pohon tersebut atau hanya sekedar untuk berfoto di pohon indah tersebut.

Di suatu siang yang terik, pohon tersebut menggerutu kepada langit yang ada di atasnya. Diam-diam, ternyata pohon cendana tersebut menyimpan amarah kepada pemilik yang telah memeliharanya sampai saat ini.

Dalam desiran bayu yang menggerakkan daun-daunnya..si pohon cendana berteriak, "Aku benci keadaanku ini!, aku tidak dapat disentuh dan menyentuh mereka yang ada di sekeliling ku, pagar ini membatasi ruang gerakku!"

Langit yang diatasnya cuman tersenyum dan semakin membiru akibat pantulan biasan sinar matahari di siang itu.

Samar-samar terdengar dan terasa oleh si pohon cendana, seorang anak kecil yang memeluknya dari bawah.

Anak tersebut begitu nakal, dan berusaha memanjati pohon cendana yang begitu tinggi menjulang.
Di tengah peristrahatannya sambil memeluk si pohon cendana,  si anak kecil berkomentar. .katanya:
"Hai pohon cendana..kamu sangat indah dan begitu besar, aku ngak mampu menggapaimu, aku ingin ke atas..ke rantingmu untuk melihat dunia yang ada di sekitarku..aku iri padamu..karena kamu begitu besar..begitu kuat..dan begitu indah, seandainya kamu bisa mengerti perkataan ku..ketahuilah aku iri.." dengan suara kecilnya dia berteriak seolah menjadi tarzan hutan yang perkasa.

Si pohon cendana membalas omongannya dengan gemerisik dedaunan yang dihembus sang bayu di siang yang terik itu.

Perlahan..si anak kecil tersebut mencapai dahan pertama dan duduk bersandar di batang pohon yang telah menguras seluruh energinya di siang itu.

"Wahh..pemandangan sangat indah ya.. di atas sini..! Aku ngak pernah menyangka dunia ternyata sangat luas..! Selama ini yang ku tau hanyalah..rumah dan sekolah..tempatku mondar mandir di setiap harinya" celoteh bibir mungil anak kecil tersebut.

Dalam diam, pohon cendana, kembali berkeluh kesah dalam hatinya:" aku iri padamu bocah! Kamu bisa kesana kemari, sementara aku teronggok diam di tanah ini.., malah dibatasi oleh pagar yang membatasi ruang gerak ku. Aku ngak bisa bersosialisasi dengan tanaman dan pepohonan yang ada di taman ini"

Anak kecil yang seakan mendengar suara hati si pohon cendana tersebut kembali berceloteh sendiri.."aku iri padamu pohon cendana! pemilik taman ini begitu menyayangi mu..memelihara mu dengan baik..memberi pupuk sehingga daunmu rindang dan buahmu banyak.. aku iri karna selama ini, aku tidak pernah dipelihara dengan baik karena kedua orangtua telah pergi meninggalkanku! Kamu dipagari..supaya kamu tidak rusak..oleh tangan-tangan usil yang bisa saja menyayat batangmu..karena kami iri dengan keperkasaan mu! Sudah sepatutnya nya kamu berbahagia..pohon!".

Dalam kemarahannya yang semakin menjadi-jadi..pohon tersebut berbisik lagi dalam hatinya:" aku jenuh dengan keadaan ku ini, yang bagai di sangkar emas. Segala sesuatu begitu terlihat sempurna, padahal aku sangat buruk! Kulit ku berkerut tidak seperti batang pohon pisang yang halus, tidak ada satupun yang sungguh menyayangiku, mereka cuman memanfaatkan aku, menggunakan buahku untuk memperkaya diri mereka, dan menjadikan aku pajangan di balik pagar ini, di taman ini".

Si anak kecil dalam sorot mata yang penuh semangat, mulai mendekati buah pohon cendana. .menciumnya dan menikmati aromanya..wuah..sangat wangi..tidak ada loh...pohon yang menghasilkan buah sewangi ini. Batangmu sangat nyaman..membuatku gampang untuk memanjatimu..coba seandainya batangmu seperti pohon pisang..aku ngak kan sampai sejauh ini.. Kamu indah banget, pohon cendana... !Si anak kecil memeluk pohon tersebut dalam dekapan tangannya yang kecil, seolah-olah menemukan tempat dan teman yang nyaman di siang itu.

Percakapan yang terjadi di siang itu, seolah dua arah, yang saling sahut menyahut sampai senja memisahkan mereka, dan si anak kecil masih terus bermain di taman itu sampai sekarang. Dalam keheningan bersama antara si anak kecil dan pohon cendana terselip perasaan damai yang tidak pernah mereka sadari, baik oleh pohon ataupun oleh anak kecil tersebut ketika dia bermain bersama teman yang lain. Dan si pohon cendana pun mulai menyadari bahwa, dia ngak pernah sendiri; karena kelakuan dan omongan si anak kecil perlahan membuka pikirannya dan menyadarkan dia, bahwa selama ini, hatinya beku sehingga tidak mampu membuka matanya untuk melihat dan menyadari bahwa dia terlalu indah, dan punya banyak teman yang senantiasa berkunjung ke dahan maupun rantingnya; termasuk anak kecil yang bawel ini.

-end-

Manusia itu ibarat pohon, Orang tua adalah pihak yang menabur benih pohon tersebut, yang bertugas untuk menjaga, memelihara dan merawat benih tersebut. Setiap hari benih tersebut di siram dan dipupuk supaya tumbuh subur.

Tidak gampang untuk memelihara sebuah benih sampai bisa tumbuh besar dan subur. Perlu ketekunan, ketabahan dan kekuatan untuk merawatnya.

Kadang dalam perjalanan pertumbuhan benih tersebut, banyak hal yang dianggap buruk oleh benih tersebut.  Contoh, siraman pestisida yang mematikan hama yang dapat menimbulkan penyakit. Seperti omongan kasar, penuh amarah ketika anak berbuat salah. Kadang omongan seperti ini dipandang ngak layak untuk diucapkan.  Mengingat resiko jika larangan tersebut tidak diutarakan, maka omongan kasar tetap dianggap penyelamat, yang mampu membatasi kelakuan anak supaya tidak semakin liar dan brutal. Ada orang yang dari sananya memiliki tutur kata yang lembut, sopan dan bersahaja, dan ada pula yang sebaliknya.  Jika kita mengenal orang tua  kita dengan baik, sudah sepantasnya kita dapat memaklumi perlakuan kasar seperti itu.

Namun, mungkin kita berbantah dan mengatakan, sampai kapan manusia bisa tahan jika dikasari terus?
Nah..kalo ngak tahan dengan omongan kasar tersebut, silahkan diomongkan dengan orangtua karena jika tidak ngomong, maka ngak bakal ada yang tau bahwa kamu terusik dengan kelakuan mereka. Banyak solusi yang tercipta jika komunikasi terjadi secara dua arah.  Jika hal ini masih tidak memungkinkan, mungkin kamu perlu pihak ketiga sebagai penengah atau perantara yang menyampaikan perasaanmu tersebut.

Contoh hal buruk lainnya yang dipandang oleh benih, adalah: pagar yang mengelilingi pohon tersebut.  Dalam cerita pohon cendana di atas, pagar sering dipandang sebagai batasan yang tidak perlu. Anak terkadang tidak sadar betapa liarnya kelakuan mereka, yang dapat membahayakan diri mereka sendiri. Sudah selayaknya orangtua memagari anaknya, agar tidak masuk dalam pergaulan yang salah.

Pagar yang memagari tersebut bukanlah penghalang untuk bersosialisasi. Karena, akan ada pihak-pihak yang mampu menembus pagar itu dan meraih apa yang tersembunyi di balik pagar tersebut. Pihak tersebut adalah teman, sahabat, saudara, saudari atau pasangan hidup.
Sekalipun pagar tersebut mengelilingi pohon cendana; jangan lupa, bahwa pohon tumbuh ke atas bukan ke samping, jadi, dia akan tetap mampu meraih dahan ataupun ranting pohon yang berseberangan atau berdampingan dengan dia, yang artinya bahwa pribadi yang terkekang tetap dapat menjadi seseorang yang berhasil dan mampu meraih kebahagiaan jika dia mau, untuk memulai dan mencoba sesuatu yang mendukung perkembangannya menjadi pribadi yang dewasa secara jasmani dan rohani.

Dan yang terakhir, jangan pernah melupakan, bahwa pertumbuhan itu adalah hak dan kuasa Tuhan. Berserulah selalu kepada Tuhan agar pertumbuhanmu, menghasilkan buah yang baik bagimu dan orang-orang di sekitarmu.

Hal yang Tidak Boleh Terlupakan Saat Pacaran -> Etika Pacaran

Ditulis Oleh: Irse Wilis

Pegangan tangan saat pacaran sah-sah aja kah?
Ciuman bibir..boleh gak ya?
Semua pasti pernah pacaran dan merasa nikmatnya bercinta. Ada orang yang peduli dan menyayangi kita adalah hal terindah yang katanya mirip surga duniawi.:-p Ketika berduaan dengan pacar tersayang, serasa dunia milik berdua, yang lain cuman ngontrak doang :D

Pacaran adalah momen terindah saat lagi indah. Dan menjadi momen terburuk saat lagi putus cinta. Suatu hubungan cinta hanya akan seperti layangan jika cinta itu ngak jelas tujuan akhirnya untuk apa.

Ketika kita sedang berduaan dengan lawan jenis; hal yang lumrah jika kita merasa ada gairah antara diri kita dan pasangan kita. Gairah itu muncul akibat adanya rasa ingin bersatu dengan pacar. Ada keinginan untuk memberi dan menerima.  Ini wajar dan tandanya kita normal dalam berhubungan cinta. Karena apabila tidak ada gairah dalam hubungan pacaran..itu berarti bukan pacaran.. Mungkin temenan doang atau rasa persaudaraan doang.

Adalah hal yang wajar untuk pelukan dan ciuman jika hubungan tersebut jelas, jika tujuan ciuman atau pelukan jelas, bukan berdasarkan nafsu dan ajang coba-coba. Ciuman dan pelukan akan menjadi dosa jika berlebihan dan membawa kita ke tindakan tidak benar, contoh free sex.

Apabila umur masih belia,  sudah seharusnya menahan diri dari segala hal yang wajar ini. Karena, umur belia masih identik dengan cinta monyet, identik dengan kelemahan dan kerapuhan akibat kurangnya pengendalian diri akibat emosi yang masih labil.

Jika melakukan pelukan,  ciuman, pegangan tangan,  di usia muda ibarat bermain api dan tinggal menunggu untuk terbakar saja. Untuk itu, berhati-hatilah dalam pacaran jangan sampai kebablasan.

Daripada pegang-pegangan, peluk pelukan atau cium ciuman, mending bersama-sama membawa hubungan yang lebih cinta Tuhan. Karena hubungan yang mengikutsertakan Tuhan akan tahan uji, karena satu sama lainnya sadar bahwa selain mencintai pasangan; mereka harus mencintai Tuhan terlebih dahulu, jadi seandainya perpisahan itu terjadi, masih bisa dipandang sebagai hal yang baik, berbeda dengan cinta nafsu yang mengagungkan pasangan sebagai satu-satunya penyemangat, yang menopang, yang menghibur, yang dimiliki. Rasanya.. dunia akan kiamat jika tidak bersama pacar tersayang.

Jadi, mau bahagia atau enggak itu pilihan kita sebagai manusia yang bebas. Tuhan memberi kita kebebasan yang sudah selayaknya dipakai dengan bijak, sesuai dengan kehendakNya.

Analogi Rumah Dalam Konteks Kehidupan Manusia

 Ditulis Oleh: Irse Wilis

Ketika memasuki dunia ini, kita seperti sedang berjalan masuk ke dalam sebuah rumah; dimana rumah tersebut memiliki ruangan-ruangan khusus sesuai fungsinya. Ada rumah mewah, ada rumah sederhana dan ada rumah yang sangat sederhana. Beranekaragam bentuk rumah menggambarkan keluarga tempat kita dilahirkan apakah keluarga kaya, menengah atau miskin. Kita tidak dapat memilih mau memasuki rumah yang mana karena semua sudah diatur oleh Sang Pencipta, yang mengutus kita untuk masuk ke tiap-tiap rumah sesuai dengan kehendakNya.

Hal ini, bukan berarti bahwa Allah tidak adil dengan menganugerahkan kesempatan berbeda bagi tiap manusia. Allah adil, termasuk saat Dia menempatkan kita di dalam rumah yang sangat sederhana. Kita hanya perlu tau, apa maksud Tuhan dalam kehidupan ini di dalam rumah ini. Pengetahuan tersebut hanya akan terpenuhi jika kita bergaul akrab dengan Dia sumber pengetahuan dan kebijaksanaan. TuntunanNya, akan mampu menjadikan kita sebagai mutiara yang berharga di suatu keluarga/komunitas tertentu.

Keberagaman di dunia ini adalah akibat dari manusia yang memilih untuk berjuang sendiri tanpa Allah (Ingat kembali kisah pengusiran Adam dan Hawa dari Taman Eden; dimana saat itu manusia telah memberontak pada Allah dan mulai hidup seperti Allah yang tau akan apa yang baik dan yang jahat). Pemberontakan manusia terhadap Allah adalah langkah awal manusia yang memilih untuk berjuang sendiri dalam mengarungi kehidupan ini. Dosalah (dosa asal), yang membentuk perbedaan-perbedaan dalam kehidupan manusia; antara orang kaya, orang miskin, dan orang berkecukupan.

Rumah tempat kita berada saat ini ibarat sebuah kehidupan yang memiliki tempat-tempat khusus. Ada lorong yang menghubungkan antar ruangan dan ada tangga untuk mencapai bagian rumah/ bagian kehidupan yang lebih tinggi; dimana semakin tinggi kita melangkah ibarat seperti mencapai lantai atas dari sebuah gedung tinggi, dimana langit dapat dipandang dengan luas (mampu merasakan Allah lebih dekat dan nyata).


Di sebuah rumah terdapat banyak ruangan; ada ruangan keluarga tempat dimana rasa bahagia, kebersamaan, keakraban terjadi dan terbentuk. Seperti suatu sisi kehidupan dimana kita berada di tempat yang menerima kita sebagai sebuah pribadi dan menyayangi kita dengan kasih yang tulus. Selanjutnya, ada ruangan untuk memasak, dimana aktivitas untuk mematangkan sesuatu terjadi di ruangan ini, sama seperti suatu fase dalam hidup dimana kita diuji dengan berbagai permasalahaan dan penderitaan yang bertujuan untuk mendewasakan kita dalam hidup ini. Ruangan lainnya adalah ruang tamu tempat kita berkumpul bersama tamu-tamu yang datang dalam rumah kita, seperti sebuah fase kehidupan dimana kita bertemu banyak orang dan bergaul dengan mereka dalam komunitas/ hubungan khusus lainnya. Di ruang tamu ini terdapat banyak sukacita dan kadang dukacita terutama jika tamu yang datang tidak menciptakan keharmonisan melainkan, menjadi seteru dalam dunia sosial kita. Tempat lainnya dalam sebuah rumah adalah kamar mandi, dimana kita membersihkan segala kekotoran kita dengan air yang segar dan sabun yang wangi; sama seperti suatu fase dalam hidup ini dimana kita membutuhkan pengampunan dosa, untuk membersihkan diri kita dari sedosa-dosa, sehingga menciptakan kesegaran baru dan pertumbuhan iman yang lebih dewasa. Ruang tidur adalah tempat dimana kita mengistrahatkan diri kita sejenak dari segala aktivitas dunia, sama seperti retret/rekoleksi yang kita ikuti yang bertujuan untuk memulihkan kembali bagian rohani kita yang mungkin mengalami kekeringan atau keletihan.

Lorong-lorong di setiap rumah ibarat seperti waktu dan kesempatan untuk merasakan sesuatu sesuai dengan ruangan yang kita tuju; dimana tujuan kita hendaknya selalu mengarah ke lantai atas untuk lebih dekat dengan pemandangan langit; yang tentunya lebih indah dan tenang, sama seperti suatu fase kehidupan yang telah mengalami kedewasaan iman dan kebijaksanaan; sehingga mampu mengolah setiap persoalan/permasalahan dari sudut pandang kacamata rohani.

Tangga yang menghubungkan lantai bawah dan lantai atas ibarat tempat dimana kita dididik untuk lebih mengenal Dia; seperti komunitas doa, atau kelompok kategorial lainnya dimana tempat itu merupakan wadah dan perantara kita, untuk masuk dalam tahapan pertumbuhan iman yang lebih dewasa.

Begitulah, bagian-bagian dari sebuah rumah yang beranekaragam bentuk dan warna yang menciptakan sebuah keindahan dalam dunia ini. Seseorang perlu mampu memahami arti dirinya sendiri, agar mampu bertahan hidup dalam sebuah rumah dalam setiap lorong dan ruangan yang akan dilewatinya.

Semoga kita semua hidup semakin mengarah ke atas dan jangan stuck di tempat yang nyaman terus menerus; karena hal itu tidak baik bagi diri kita sendiri. Sama seperti jika kita terus berada di dalam kamar mandi, kita tidak akan mampu menikmati bagian rumah lainnya dan tidak akan lebih sehat; karena berada di dalam kamar mandi dalam jangka waktu yang lama, bisa membuat badan menggigil kedinginan; sama seperti manusia yang terlalu religius yang dapat berujung pada fanatisme dan jauh dari logika.

Nikmatilah rumah dimana kita berada, dalam setiap ruangan yang harus kita lewati dan tempati, dan percayalah bahwa kita akan menemukan sesuatu yang berharga di setiap sudut dalam rumah tersebut. Semoga Tuhan menyertai langkah kita selalu dan memberikan pengertian akan arti kehidupan bagi kita pribadi lepas pribadi.Semoga...Amin.

Selalu Ada Harapan

 Ditulis Oleh: Irse Wilis

Menari meretas sepi
Berlenggak lenggok mengikuti irama hati
Seolah hari tiada akan berakhir

Biasan cahaya lampu temaran
Mengusik sejenak rasa gundah di hati
Menikmati hiburan yang seakan abadi

Tak terasa musik berdentam keras
Menjeritkan piluh yang tersimpan di hati
Membuat alunan langkah kaki semakin tak terkendali

Keindahan dan kenikmatan dunia yang seolah abadi
Tapi sejatinya hanya sebuah hayalan semu
Milik para pemuja kenikmatan duniawi

Tiada Jalan ketika hanya duduk diam menikmati sakit
Tiada Solusi ketika hanya tiduran di alam mimpi
Tiada Perubahan jika hanya melarikan diri

Sebuah langkah kaki perlu di gerakkan
Untuk meraih kebahagiaan yang seolah menghilang
Menyongsong matahari yang selalu bersinar di setiap harinya

Bergegaslah teman sebelum terlambat
Sadarlah teman bahwa Dia tidak meninggalkanMu
Percayalah teman bahwa semua akan baik adanya.

Mengarungi Lautan Penderitaan

 Ditulis Oleh: Irse Wilis
 
Ada yang bilang, bahwa kehidupan ini adalah lautan penderitaan. Banyak orang yang telah bersaksi tentang kepahitan dan kesedihan yang telah dialaminya, seolah-olah hendak membenarkan bahwa kehidupan ini adalah lautan penderitaan yang tak terbatas. Sama seperti lautan yang luas yang ujungnya tak dapat dilihat; yang sangat luas dan dalam.

Jika hidup adalah penderitaan mungkin kita akan bertanya, mengapa kita tercipta kalau hanya untuk berada di dalam lautan penderitaan? Mengapa kita hidup hanya untuk merasakan penderitaan? Mengapa hidup ini terasa menjenuhkan dengan segala rutinitas dan kesibukannya seperti suatu batu besar yang harus kita pikul setiap hari?

Banyak diantara kita mungkin sudah pernah, atau sering berada dalam situasi depresi seperti ini. Saya adalah salah satunya yang sering mengalami hal ini. Namun mengalami hal ini, tidak membuat saya terus menerus tenggelam dalam lautan penderitaan di dunia ini.

Adalah benar, bahwa setiap dari kita terdiri dari latar belakang dan kisah kehidupan yang berbeda-beda. Benar bahwa tidak semua orang mempunyai kemampuan dan kapasitas untuk bertahan dalam menghadapi masa padang gurun dalam kehidupan ini. Namun, setiap orang memiliki akal budi untuk mengolah segala informasi dari kejadian yang dialaminya, untuk merefleksikan maksud dan tujuan semuanya itu.

Sejak Adam dan Hawa diusir keluar dari taman Eden, disaat itulah kehidupan manusia bagaikan lautan penderitaan. Karena manusia awal, telah memilih untuk keluar dari kasih Allah yang sejati. Manusia mengingkari kodratnya sebagai penerima cinta Tuhan. Manusia mengambil hak Tuhan untuk memberi cinta dan kehidupan pada manusia; sewaktu Hawa memakan buah terlarang yang merupakan bentuk pemberontakan manusia dimana manusia ingin menjadi seperti Allah. Akibat dosa, manusia diusir keluar dari kebahagiaan yang sepatutnya diterimanya, dan memasuki lautan penderitaan yang dimaksudkan untuk memurnikan manusia tersebut dan menyadari akan kodrat awalnya sebagai makhluk yang diciptakan untuk menerima cinta Tuhan.

Tapi pada kenyataannya, sampai sekarang sering terjadi bahwa manusia lebih memilih untuk menjadi seperti Allah dan bertolak belakang dengan kodratnya sebagai penerima cinta Allah. Manusia menjadi tuan atas sesamanya dan menganggap diri paling berkuasa, paling benar, paling pintar, paling kaya dibanding manusia lainnya. Manusia menjauhi cinta Tuhan dengan keegoisannya dan berjalan memasuki lautan penderitaan yang semakin dalam dan hampa.

Mungkin jika melihat mereka yang hidup berkelimpahan, sebagian orang akan menilai betapa enaknya menjadi seperti mereka. Benar sekali pepatah yang mengatakan bahwa rumput tetangga selalu lebih hijau, dimana hal ini membuat manusia jatuh ke dalam iri hati yang merusak kebahagiaannya sebagai pribadi yang sepatutnya berbahagia.

Banyak hal-hal yang menyeret manusia memasuki lautan penderitaan dan lupa menoleh ke belakang dimana dibelakang masih ada daratan. Masih ada harapan, untuk dapat bertahan hidup. Perjuangan diperlukan untuk merubah kondisi yang tidak menyenangkan tersebut. Tanpa tindakan nyata, maka manusia hanya seperti terombang ambing di atas lautan yang dalam, yang membuat hatinya dingin, dan jauh dari kasih.

Untuk itu, perlu untuk refleksikan diri, flashback dan menilai kembali jalan hidup yang telah kita lalui; apakah sudah berada pada jalur yang tepat atau justru banyak melenceng, sehingga membuat gesekan-gesekan dalam kehidupan rohani kita. Pertobatan di perlukan untuk mengampuni diri sendiri terlebih dahulu dan menyadari betul akan keterbatasan kita sebagai manusia yang sungguh terbatas. Tanpa cinta Tuhan, semua bagaikan gelas kosong yang tak ada isinya. Hampa dan hanya menjadi pajangan yang mewarnai dunia ini.

Setelah memaafkan diri sendiri dan mengisi diri dengan cinta Tuhan maka, berdamai dengan orang lain membuat gelas yang kosong tadi berisi setitik air yang bermanfaat untuk menyegarkan kehidupan rohani kita. Pengampunan terhadap sesama adalah hal yang teramat sulit dan hanya bisa dilakukan dengan rahmat Tuhan dan dengan kekuatan dari Tuhan. Tanpa keintiman dengan Tuhan sang Kekuatan sejati, sebagai manusia, kita sungguh tidak akan mampu melawan keinginan daging untuk mengingat kesalahan orang lain pada diri kita masing-masing. Hanya Tuhanlah yang mampu menguatkan kita dalam mengarungi lautan penderitaan di kehidupan kita saat ini.

Saya yang hidup sebatang kara sungguh merasa kasih Tuhan yang nyata membimbing dan melindungi anak yatim piatu. Dengan syarat: yang bersangkutan mau bersekutu dengan Allah. Tanpa berteman akrab dengan Dia, mana mungkin kita bisa merasakan kasihNya? Sama seperti jika kita berteman dengan manusia lainnya, kalau kita tidak akrab dengan seseorang gimana mau bersahabat dengan dia? Kalau uda menjadi sahabat, tentu hal-hal yang baik dari sahabat akan mampu kita rasakan dan kita kenali karna kita sudah lama berteman dengan dia. Dan sebagai sahabat pasti tidak akan membiarkan sahabatnya susah dan menderita sendiri. Pasti ada, tolong menolong dan saling mengasihi satu sama lainnya. Begitu pula hubungan saya dan Tuhan. Saya membangun keintiman denganNya lewat doa harian dan saat teduh untuk merenungkan dan menghayati FirmanNya. Hal itu sungguh menguatkan saya, meski saya berulang kali jatuh ke dalam kesalahan yang merusak persahabatan kami.

Tanpa komunikasi dengan Tuhan, dan tanpa membaca FirmanNya, bagaimana mau mengenali Dia sebagai Pribadi? Cinta itu timbul dari rasa mengenal dan kedekatan personal dengan yang dikasihi, dan hanya cintalah yang mampu membuat seseorang bertahan dalam komitmen yang telah mereka bangun bersama. Tanpa Cinta Tuhan, sebagai manusia yang lemah kita akan sangat sulit berjuang dalam lautan penderitaan di dunia ini.

Marilah menimba kekuatan lewat cinta Tuhan yang nyata dalam kehidupan kita sehari-hari agar kita mampu melewati lautan penderitaan yang tiada bertepi.