Dunia di zaman sekarang ini



Pernah Terpikir gak, mengapa di zaman sekarang tingkat kejahatan, kekerasan dan hal buruk lainnya semakin tinggi.. .?
Kalau orang parno menjawab, itu tanda-tanda kiamat, itu tanda-tanda akhir zaman, emang dasar pelakunya bejat atau gak ada otak, dan alasan lainnya.

Seandainya saja, setiap manusia kembali ke dasar penciptaannya sebagai manusia yang utuh; maka tingkat kejahatan itu bisa diminimalisir karena masing-masing manusia sadar akan perannya sebagai laki-laki atau perempuan.

Tingginya pengetahuan manusia di bidang intelektual tidak serta merta mampu meredam tingkat kejahatan itu sendiri, karena semakin manusia pandai maka semakin tinggi keinginan untuk menguasai dunia. Manusia melanggar kodratnya sebagai penerima berkat; berusaha mengambil alih posisi Allah di dalam dunia ini sehingga setiap orang berlomba lomba untuk menjadi yang terutama, teratas, terdepan, semaunya, dan semena-mena.

Manusia yang tidak seperti asalnya (original man) akan cenderung merusak karena ibarat adonan kue, tapi dipake untuk membuat tembok rumah, maka adonan tersebut tidak akan berfungsi dan malah merusak rumah yang akan membangun tembok tersebut. Manusia itu ibarat adonan kue tersebut. Sudah ditetapkan apa fungsi dan cara penggunaan adonan kue tersebut; namun manusia saja yang bebal dan malah menggunakan adonan kue tersebut untuk hal lainnya.

Setiap manusia punya fungsi dan peranan masing-masing. Ada yang bertugas sebagai kepala, ada yang bertugas sebagai penolong, ada yang bertugas sebagai sebagai pelita, dan ada yang bertugas sebagai kaki dian. Setiap orang memiliki kodrat masing masing sebagai laki-laki atau perempuan.

Jika, laki-laki kembali ke original man, maka akan ditemui lelaki berkarakter Kristus yang menuntun anggota keluarganya ke arah Terang Ilahi. Lelaki yang memimpin dan menunjukkan kasih yang utuh, bukan menuntut kasih yang utuh karena Kristus sendiri tidak pernah menuntut melainkan selalu memberi yang terbaik bagi bagian tubuhnya yang lainnya.(Roma 12:5 : demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain) Begitu juga ketika perempuan kembali ke original man, perempuan tidak akan melangkahi kodratnya dan tetap menjadi penolong bukan malah mengatur laki-laki. Perempuan akan tunduk dalam arahan pemimpin  sama seperti gereja yang tunduk kepada kehendak Kristus dan tetap melengkapi segala keburukan atau kebaikan laki-laki bukan malah pergi dan mencari pengganti lainnya yang diharapkan akan melengkapi perempuan tersebut.

Hubungan laki-laki dan perempuan sama seperti hubungan Kristus dan gereja yang tidak melulu soal nafsu melainkan cinta yang utuh, cinta yang sempurna dengan memberi dan menerima cinta dari masing-masing pihak.

Setiap manusia ketika berbuat jahat, diyakini sebagai upaya mencari cinta sejati dibalik cara-caranya yang salah. Manusia yang melakukan kejahatan memiliki masalah serius di dalam dirinya yang diarahkan pada hal-hal yang tidak baik. Seseorang mengalami masalah bukan karena tercipta untuk merasakan masalah melainkan karena manusia itu yang mencari dan masuk ke dalam masalah. Jika sejak muda manusia dididik kembali ke original man, maka penyimpangan yang terjadi dewasa ini tidak akan separah yang tampak di dunia media sosial, di tv, radio atau spanduk yang berisikan pesan-pesan kejahatan, rasis, penyimpangan seksual, pelanggaran moral, pembunuhan karakter, dan lain-lain.

Manusia yang tidak kembali ke asalnya hanya akan menciptakan sebuah lubang dalam dalam dirinya dalam jiwa dan rohnya, yang membuat manusia dikendalikan oleh nafsu yang membabi buta dan cinta kepada kejahatan.

Apakah manusia itu tercipta jahat? Tidak! Manusia tidak jahat! Setan lah yang jahat yang berusaha menggoda dan menjerat manusia menjadi pengikutnya yang diharapkannya akan meninggalkan kasih Allah yang luhur dan mulia. Setan sedang merongrong kehidupan manusia dengan target utama adalah tubuh manusia yang lemah dan tak berdaya.

Untuk itu, teologi tubuh diharapkan mampu menyadarkan manusia, dan berusaha mematahkan segala ikatan nafsu yang telah diikat di dunia ini, menjadi manusia yang bebas, yang mencintai kehidupan sebagai ungkapan kasih kepada Allah sumber kehidupan dan cinta sejati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar