Beberapa Godaan Setan yang Sering Berkamuflase

Ditulis Oleh: Irse Wilis
 
Di zaman sekarang ini, kebanyakan godaan setan tidak dalam bentuk yang menakutkan seperti mitos dan film horor yang sering terlihat di tv. Godaan setan cenderung hadir dalam hal-hal yang tidak kita sadari, yang jelas merupakan penolakan kita terhadap undangan Allah.

Banyak orang yang sukses dan rajin menyumbang di dalam suatu lingkungan gereja bahkan, mereka rutin menyumbang sebagai ucapan syukur atas kemurahan Tuhan yang telah memberinya rezeki berlimpah. Tapi, ketika gereja memerlukan dana untuk suatu kegiatan tertentu misalnya bantuan dana untuk retret, seminar, pembangunan gereja, renovasi gereja, mereka pada umumnya sering lupa, kalaupun ada niat mau nyumbang; terselip juga keinginan untuk mendapat balasan seperti membeli kupon bazaar dimana, sebagian dana bazar tersebut akan disumbangkan untuk kegiatan tertentu. Hal ini, mengingatkan saya pada Markus 10:25 :"Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah"; hal ini dapat diartikan betapa terikatnya manusia tersebut kepada hartanya; yang menjadikannya hamba dari harta tersebut yang membuat dia, begitu menyayangi harta tersebut sehingga membuat dia sukar masuk ke dalam kerajaan surga.

Godaan lainnya adalah ketika seseorang telah menjadwalkan untuk mengikuti kegiatan ibadah namun pada hari h tiba-tiba yang bersangkutan kebanjiran job sehingga, dia lebih memilih menikmati berkat Tuhan dibandingkan mengucap syukur kepada si Pemberi berkat tersebut. Tuhan telah ditukar keberadaannya dengan segala aktivitas, kenikmatan atau kemewahan dunia.

Tanpa sadar manusia berulang kali menolak undangan Tuhan dalam bentuk undangan untuk doa bersama, doa lingkungan, perayaan Ekaristi/Misa, kegiatan krk, retret, seminar yang bertujuan untuk mendekatkan manusia dengan Sang Pencipta. Manusia lebih memilih kegiatan duniawi dibanding, berada dekat Tuhan dan menimba air kehidupan dari sumber Air kehidupan sejati.

Kepandaian manusia malah membuat manusia jatuh ke dalam kesombongan yang seolah-olah mampu membedakan panggilan surgawi dan panggilan duniawi, yang justru sering menjatuhkan manusia ke dalam tipu muslihat si jahat yang menyulap kegiatan duniawi seakan-akan menjadi kegiatan surgawi. Contohnya, ketika seorang anak sibuk dengan gadget ketika misa berlangsung, dengan tujuan agar update status untuk menegaskan yang bersangkutan sedang beribadah kepada Tuhan, dengan harapan orang muda lainnya dapat tergerak untuk misa bareng, atau mengikuti jejaknya yang teratur/rajin beribadah. Mungkin bagi dirinya, kegiatan promosi iman tersebut adalah baik adanya, karena bertujuan untuk mengajak rekan muda lainnya untuk ikut aktif dalam kegiatan gerejani namun, dia lupa bahwa dia sedang berada di rumah Tuhan yang kudus dan seharusnya jauh dari gadget yang dapat mengganggu kekhusyukan misa.

Contoh lainnya adalah, ketika seseorang sibuk mengadakan acara sosial untuk menjamu anak yatim atau orang kurang mampu lainnya. Bagi dia, kegiatan sosial ini adalah untuk kemuliaan Tuhan, namun disatu sisi dia enggan untuk terlibat dalam kegiatan gerejani yang juga membutuhkan tambahan dana dari umat yang berkecukupan. Disini, timbul tanda tanya yang besar apakah niat sesungguhnya dari kegiatan amal yang dilakukannya apakah murni untuk kemuliaan Tuhan, atau sekedar pamer bahwa yang bersangkutan peduli dengan kemanusiaan yang juga membutuhkan bantuan dana.
 
Godaan dari si jahat di zaman sekarang ini sungguh sangat cerdik dan menggoda. Kita sering tidak mampu membedakan yang mana yang merupakan kehendak Tuhan dan yang mana yang merupakan kehendak si jahat. Manusia sering jatuh ke dalam pencobaan lantaran terlalu mengandalkan diri sendiri dan lupa untuk menjalin persahabatan yang intim dengan Tuhan yang merupakan sumber kebijaksanaan. Akibatnya, manusia sering jatuh ke dalam kehendak setan/dunia dibandingkan dengan kehendak Tuhan.

Seperti nelayan yang sudah berteman akrab dengan keadaan laut, angin, kondisi kapal dan cuaca; hendaknya setiap manusia pekah terhadap tanda-tanda kehadiran Allah yang sering tersembunyi dalam diri orang miskin, rendah dan hina. Hendaknya, setiap orang percaya senantiasa menimba kasih Tuhan setiap harinya lewat ibadah harian, guna meningkatkan kepekaan hati nurani terhadap kehendak Tuhan sehingga, kita tidak gampang terkecoh dengan kehendak setan yang sungguh ingin memisahkan kita dari kasih Bapa di surga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar