Modesty/Kesopanan

Ditulis Oleh: Irse Wilis
 
Ketika trend fashion sudah semakin trendy, hal ini ikut mempengaruhi kebiasaan berpakaian manusia di zaman sekarang ini yang lebih menyukai pakaian yang lebih terbuka. Bagi kebanyakan manusia yang hidup di zaman ini, memperlihatkan sebagian dari bagian tubuh adalah hal yang indah dan termasuk dalam seni atau trend fashion yang harus diikuti. Namun, menurut gereja Katolik hal berbusana seperti ini adalah tidak pantas dan tidak layak. Alasannya:

Katekismus Gereja Katolik : 2521,2522
2521 : Kemurnian menuntut sikap yang sopan. Ini adalah bagian hakiki dari pengekangan diri. Sikap yang sopan memelihara hal-hal pribadi manusia. Ia menolak membuka apa yang harus disembunyikan. Ia diarahkan kepada kemurnian yang perasaan halusnya ia nyatakan. Ia mengatur pandangan dan gerakan sesuai dengan martabat manusia dan hubungan di antara mereka.
2522 : Sikap sopan melindungi rahasia pribadi dan cinta kasihnya. Ia mengundang untuk bersabar dan mengekang diri dalam hubungan cinta kasih; ia menuntut, bahwa prasyarat-prasyarat untuk ikatan definitif dan penyerahan timbal balik dari suami dan isteri dipenuhi. Dalam sikap sopan itu termasuk pula kerendahan hati. Ia mempengaruhi pemilihan busana. Di mana ia mengira bahwa ada bahaya sikap ingin tahu yang tidak sehat, di sana ia berdiam diri dan bersikap hati-hati. Ia menjaga keintiman orang lain.

Ada sebuah opini yang pernah saya dengar tentang: “Pemerkosaan terjadi karena kesalahan pria dalam memandang pakaian wanita” Statement tersebut terkesan menghakimi kaum pria tanpa pernah berpikir realistis bahwa, siapapun itu akan dapat tergoda dan terangsang jika melihat sesuatu yang pribadi (sebagian dari bagian tubuh) di perlihatkan di hadapan publik. Jika tidak memiliki gejolak batin seperti itu, maka yang bersangkutan dapat dipertanyakan kenormalannya sebagai manusia, yang memang tercipta dengan gejolak birahi yang bisa timbul ketika melihat sesuatu yang pribadi seperti itu. Ingat kembali kisah Adam dan Hawa setelah diusir dari Taman Eden, disaat itulah manusia mulai memandang sesamanya dengan objektif. Jadi, pakaian yang dikenakan seseorang sangat menentukan respek manusia lainnya terhadap dia (dia yang berpakaian).

Jika masing-masing orang mengejar kemurnian dalam mencintai Tuhan, maka sudah seharusnya setiap orang menjaga kesopanan dalam berbusana. Karena martabat seseorang dapat dilihat dari penampilannya (pakaian yang di kenakannya) sehari-hari. Pakaian yang dikenakan seseorang menunjukkan betapa pentingnya melindungi bagian pribadi yang tidak seharusnya di pamer di hadapan publik; karena apabila sering dipamer seperti itu; dimana letak berharganya?

Manusia memiliki bagian-bagian pribadi yang sudah seharusnya dijaga dan dirawat dengan baik; sebagai bukti syukur kepada Pencipta yang telah menciptakannya dengan begitu sempurna. Berbusana yang sopan akan menghadirkan respek yang baik dari lawan jenis karena mereka mampu melihat kodrat dan martabat seseorang dari cara berbusana yang sopan.

Jadi, jika kita hendak mengurangi tingkat kejahatan maka sudah seharusnya setiap orang memilih untuk berpakaian yang sopan  agar masing-masing orang memancarkan nilai berharga yang dimilikinya lewat penampilannya setiap hari.

Berpakaian sopan tidak harus mengenakan pakaian branded, pakaian mewah dan mahal. Cukup kenakan pakaian yang nyaman dipakai dan sesuai dengan kodratnya serta tidak menonjolkan bagian tubuh yang pribadi; dengan demikian maka kesopanan dapat terpenuhi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar