Sosok Kartini yang Nyata Dalam Kehidupanku

Ditulis Oleh: Irse Wilis
 
Ada sebuah lagu yang selalu berhasil membuat aku menangis. Karena di lagu ini, aku masih mendengar suara almh mamaku dengan sangat jelas, dengan suara yang pas-pasan tapi ekspresinya begitu tenang, begitu indah sebagai seorang perempuan dengan beban yang tidak biasa. Lagunya adalah: Ku mau cinta Yesus, selamanya... Ku mau cinta Yesus selamanya... meskipun badai silih berganti dalam hidupku, ku tetap cinta Yesus selamanya.

Seperti siang ini, disaat aku yang begitu mencintai kesunyian tiba-tiba memutar musik dari hpku dan mendengar lagu tersebut, dan bisa ditebak! aku menangis lagi..! Aku merasa begitu rindu dengan sosok beliau, "duh beginikah cara orang meninggal menyampaikan salam rindunya dengan cara yang tiba-tiba?!" pikirku dalam hati. Aku hanya bisa berdoa untuk beliau semoga tenang dan damai bersama Yesus yang dicintainya.

Di hari Kartini ini, sebenarnya tidak ada yang begitu spesial sampai lagu itu memberikan kesan spesial di hati dan pikiranku. Teringat sosok perempuan yang mengajariku banyak hal tentang iman dan tentang kehidupan ini. Mama seorang yang tidak tamat SD tapi mampu mengejar mimpinya menjadi orang  yang sukses. Darinya aku belajar tentang keteguhan dan kesetiaan serta tanggung jawab dan tentang Tuhan yang dia sembah.

Tak bisa dipungkiri, kalau sejarah kehidupan imanku dimulai dari baptisan bayi saat aku belum mengerti apa-apa. Namun, seiring berjalannya waktu; cerita tentang Yesus yang ku dengar di sekolah minggu, dan di gereja serta yang ku baca dari buku cerita Alkitab anak yang diberikan papa; terjelma nyata lewat sosok yang begitu penuh kasih, murah hati dan ramah, dia adalah mamaku. Mamaku begitu mengimani Yesus, dia menjadi teladanku dalam menjalani hidup ini. Salah satu contoh teladan sederhana yang diajarkannya adalah membiasakan diri berdoa, sebelum memulai aktivitas dan setelah mengakhiri hari sebagai ritual kebersamaan kami berdua. Ya, cuman kami berdua yang sangat mencintai rutinitas sebagai sesuatu yang menghidupkan, sama seperti makan yang merupakan rutinitas untuk tetap bertahan dalam menjalani kehidupan yang tidak gampang ini.

Apakah iman hanya rutinitas belaka? Perjalanan hidup menunjukkan betapa rutinitas itu membuat dia mampu melewati setiap masalah dengan kacamata iman, dengan berdoa, dengan sharing bersama kakak rohaninya, dengan mempersembahkan penderitaannya lewat persembahan kasih dan pelayanan. Dari rutinitas tersebut, timbul kebiasaan yang baik, yang perlahan menimbulkan kecintaan dan akhirnya pengharapan dalam penantian akan keselamatan yang dijanjikan oleh Dia; yang memberi harapan keselamatan kekal bagi yang percaya padaNya.

Mamaku adalah sosok Kartini yang nyata dalam kehidupanku karena dia, memberi contoh tentang keteguhan sekalipun badai yang dilaluinya sangat menguras tenaga, hati, pikiran dan tubuhnya. Hanya iman, kasih dan harapan pada Yesus yang mampu membuat dia bertahan pada pernikahannya; yang membuat dia sadar akan perannya sebagai istri sampai akhir perjalanannya di dunia ini. Darinya, aku belajar tentang pelangi setelah hujan, tentang Tuhan yang tidak terlihat namun dapat dirasakan kehadiranNya, tentang perjuangan sebagai manusia yang harus mandiri dan tidak menjadi beban bagi orang lain, dan masih banyak hal lainnya yang tidak mungkin ku sebutkan satu per satu. Mama, telah memulai pendidikan dasar kehidupan dan iman sejak aku masih anak-anak. Dan itu, sungguh membekaliku dalam perjalanan kehidupan ini, sekalipun tanpa kehadiran fisik yang nyata darinya.

Mama sama seperti perempuan lainnya yang memiliki fisik yang lemah dan terbatas, tapi merupakan pejuang yang tangguh dalam kehidupan ini. Banyak kisah perempuan tangguh lainnya yang bisa digoogling sendiri sebagai pembuktian akan ketangguhan para perempuan; yang tujuannya bukan untuk merendahkan lelaki tapi, sekedar mengingatkan kembali bahwa perempuan adalah bagian dari lelaki yang harus dijaga dan dikasihi.

Semoga para perempuan menyadari akan kodratnya dan berusaha tetap setia dan teguh pada perannya, entah sebagai ibu rumah tangga, mama mertua, mama kandung, kakak, saudari, adik dan lain-lain. Kalian adalah sumber inspirasi bagi mereka yang mengagumi kalian secara diam-diam, sama seperti aku yang begitu mengagumi ibu yang telah melahirkanku di dunia ini.

Sekalipun tubuh tak dapat bertemu, tapi aku percaya jiwa kami dapat bertemu dalam doa pada Tuhan yang kami imani bersama.

Terimakasih mama, terimasih atas segala cintamu padaku

Selamat Hari Kartini bagi para perempuan di seluruh dunia, tetaplah menjadi perempuan seutuhnya dan tetaplah kuat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar