Kebersatuan Asali (Original Unity)

Ditulis Oleh: Irse Wilis
 
Setelah Allah menempatkan manusia di tengah taman Firdaus tersebut, TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." (Kejadian 2:18). Ketika manusia melihat alam di sekitarnya dan tidak menemukan suatu makhluk yang sepadan dengan dia; Allah yang mengetahui isi hati manusia tersebut menjadikan penolong bagi manusia pertama tersebut. Mulai dari ayat 21-24 (Kejadian 2:21-24), diceritakan bagaimana manusia kedua tercipta dan merupakan bagian dari manusia yang pertama -> Kejadian 2:23" Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.".


Manusia pertama yang dinamakan Adam melihat manusia kedua tersebut sebagai seseorang yang memiliki pesona, dan mampu melengkapi kesendiriannya, sehingga pada Kejadian 2:24: “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging”. Karena rasa ketertarikan itu, maka Adam memiliki hasrat untuk bersatu dengan hawa sesuai dengan apa yang difirmankan Tuhan pada Kejadian 2:24.

Atas dasar kisah inilah, Santo Yohanes Paulus 2 menegaskan bahwa dalam diri manusia terdapat keinginan untuk bersatu dengan orang lain. Karena dalam kebersatuan tersebut manusia akan berhasil memperlihatkan apa yang tidak kelihatan; artinya manusia mampu menampilkan Allah ketika kedua manusia tersebut bersatu. Santo Yohanes Paulus II mengatakan: “…manusia menjadi sebuah gambar Allah baik dalam saat-saat kesendirian maupun dalam saat persatuan…” (TOB 9:3; 14 Nopember 1979).

Tidak ada seorang manusiapun yang mampu hidup sendiri tanpa kehadiran manusia lainnya; karena jika manusia terus menerus sendiri dan tidak bersosialisasi dengan manusia lainnya, maka dalam diri yang bersangkutan akan mengalami masalah yang berdampak pada pola perilaku yang tidak lazim; yang jauh dari karakter manusia awal; yang telah dirancang dan diciptakan Allah untuk hidup bersama dengan manusia lainnya.

Karena aspek kebersatuan asali inilah, makanya manusia senang dan selalu berhasrat untuk berkumpul dan bersama dengan manusia lainnya; karena lewat kebersamaan dan kebersatuan dengan orang lain, Allah sungguh hadir dan menjadi pemersatu diantaranya. Aspek kebersatuan asali juga erat kaitannya dalam hubungan persetubuhan antara pria dan wanita yang harus menghadirkan Allah; dengan cara menjadikan tindakan tersebut sebagai sesuatu yang kudus (sadar akan makna dan tujuan) dan bukan sebagai ajang untuk mengumbar nafsu.

Demikianlah aspek kebersatuan asali sebagai salah satu aspek dasar manusia dalam hidup di dunia ini; yang tidak pernah bisa sendiri dan cenderung memiliki ketertarikan untuk bersatu dan bersama dengan manusia lainnya.

Bersambung...ke aspek ketiga yaitu Ketelanjangan Asali...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar