Kesendirian Asali (Original Solitude)

Ditulis Oleh: Irse Wilis

Dalam Teologi Tubuh yang digagaskan oleh Santo Yohanes Paulus 2, memuat 3 aspek penting dalam diri seorang manusia yang menjadi dasar penciptaan manusia tersebut di dunia ini. Ketiga aspek yang dimaksud adalah kesendirian asali (original solitude), kebersatuan asali (original unity) dan ketelanjangan asali (original nakedness) [1].

Sebelum membahas ketiga aspek di atas, kita akan melihat bagaimana Santo Yohanes Paulus II pada awalnya; ketika membaca dan merenungkan Injil Matius 19:8 yang berbunyi: Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian”. Santo Yohanes Paulus II merenungkan tentang kalimat terakhir dari ayat tersebut, yang membawanya memasuki kisah penciptaan dunia pertama sekali untuk mencari tau apa arti sejak semula tidaklah demikian.

Dalam Kitab Kejadian pasal 1 dan 2 merupakan gambaran kisah penciptaan dunia pertama sekali oleh Allah yang maha Agung. Dalam dua versi kisah penciptaan tersebut, Santo Yohanes Paulus 2 melihat betapa sempurnanya hasil ciptaan Allah pada awal mulanya, sehingga benarlah yang Yesus katakan bahwa sejak semula tidaklah demikian. Mari kita lihat dan baca Kitab Kejadian pasal 1 (1:1-31) klik dan dilanjutkan pasal 2  (2:1-25) klik

Dalam pasal 1 dari Kitab Kejadian diceritakan tentang kisah penciptaan dunia dan segala isinya mulai dari hari pertama sampai hari yang terakhir. Pada ayat ke 27 (Kejadian 1:27), Allah mulai membentuk manusia secitra dengan Dia. Kisah penciptaan manusia lebih detail di jelaskan di pasal kedua dari Kitab Kejadian mulai dari Kejadian 2:7 “ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.” Manusia pertama kali dibentuk adalah seorang diri saja. Kemudian lanjut ke ayat berikutnya, dimana Allah menempatkan manusia pertama itu di tengah taman hasil ciptaanNya yang sempurna (Kejadian 2:15).

Pada bagian awal kisah penciptaan ini, Santo Yohanes Paulus 2 menangkap makna bahwa manusia memiliki aspek kesendirian asali dimana manusia itu diciptakan pertama sekali dalam keadaan sendiri dan istimewa, karena merupakan gambaran rupa Allah dan memiliki nafas kehidupan Allah dalam dirinya. Seorang manusia akan memiliki sisi kesendirian yang masih terbawa sampai saat ini, di dunia modern sekarang ini. Contohnya, seorang aktivis kampus yang gemar kegiatan sosial dan organisasi begitu menyukai kegiatan yang padat, aktif dan memiliki banyak teman akan membutuhkan suatu waktu dalam hidupnya, untuk menyendiri dan jauh dari kebisingan dan aktivitas rutinitasnya. Dalam diri manusia tersimpan sisi kesendirian yang erat kaitannya dengan aspek lahiriah yang merupakan dasar penciptaannya yang memang pada awalnya diciptakan sendiri.

Lebih jelasnya, dapat terlihat dalam diri seorang manusia yang terdampar di suatu pulau/tempat karena suatu bencana/kecelakaan, maka manusia tersebut akan mampu bertahan hidup sendiri karena dibekali dengan aspek kesendirian asali yang istimewa yang berbeda dibanding makhluk lainnya yang menjadikan manusia tersebut mampu bertahan hidup meskipun dalam keadaan seorang diri.

Dalam aspek pertama ini, Santo Yohanes Paulus 2 menemukan salah satu dasar manusia yang kiranya akan mampu membuat kita mengerti, mengapa dalam kehidupan ini terkadang kita merasa berada dalam kesendirian, menyukai kesendirian, yang semuanya itu pertanda bahwa diri kita sedang membutuhkan sesuatu untuk menghilangkan rasa kesendirian tersebut. Maka aspek kedua setelah kesendirian asali adalah kebersatuan asali.

Bersambung...

Sumber:
[1] Penjelasan ini disarikan dari buku Christopher West, Theology of The Body for Begginers. A Basic Introduction to Pope John Paul II’s Sexual Revolution, West Chester. PA: Ascension Press, 2004, hal. 19-30. Selain itu dari buku Deshi Ramadhani, SJ, Lihatlah Tubuhku, Membebaskan Seks Bersama Yohanes Paulus II, Yogyakarta: Kanisius, 2009, hal. 50-70

Tidak ada komentar:

Posting Komentar