Ditulis Oleh: Irse Wilis
Waktu saya remaja, tindakan bully tidak
begitu sering terjadi karena anak-anak pada zaman saya memiliki kehidupan
sosial yang baik. Interaksi dengan sesama manusia begitu terasa nyata dan akrab. Berbagai
permainan kampungpun menjadi sarana pembentukkan psikologi yang manusiawi
karena berhubungan dengan kerjasama, kekompakkan, pertemanan, kompetisi, dan
hiburan. Contoh permainannya: kelereng, congklak, ular tangga, layangan, dsb.
Berbeda dengan anak zaman sekarang yang
kurang berinteraksi dengan sesama manusia. Terutama di lingkungan keluarga
aristokrat yang mana papa dan mama sibuk bekerja seharian, demi mengumpulkan
harta yang berlimpah. Manusia mengalami gangguan psikologi entah karena terlalu
dikekang (kasih berlimpah) atau karena kurangnya perhatian dan kasih dari keluarga. Rata-rata masalah kenakalan remaja
terjadi karena KASIH yang tidak seimbang yang dialami oleh remaja yang bersangkutan.
Pelaku bully juga memiliki masalah yang
sama, akibat kekurangan atau kelebihan kasih yang diperolehnya, sehingga mendorong mereka untuk berperilaku
TIDAK MANUSIAWI terhadap sesama manusia. Dan korban bully pun perlu dinilai apakah memang
terlihat sebagai manusia sejati atau malah terlihat seperti manusia yang lemah,
yang menjadi sasaran empuk para PENCARI JATI DIRI dengan cara yang salah.
MANUSIA remaja perlu dibina agar kedepannya
tidak semakin salah langkah. Perlu kembali berinteraksi dengan sesama manusia,
untuk mengfungsikan kembali saraf-saraf kemanusiaan yang telah rusak akibat
ketidakseimbangan kasih. Untuk itu, perlu wadah pertemanan yang tepat untuk
menjadi manusia yang berkarakter KUAT.
Komunitas di kalangan gereja, hadir untuk menjadi
tempat bertumbuh di dalam iman kepada Yesus Kristus, seorang Pribadi yang
berkarakter KUAT, yang bisa MENGAMPUNI ketika ditolak, dihina, disiksa,
disakiti, yang bisa BERTEMAN dengan siapa saja, dan tidak hanya berteman dengan
para petinggi saja, buktinya: Yesus berteman dengan semua orang..!!! yang sakit, yang
miskin dan yang berdosa (pemungut cukai, perempuan samaria, dll, yang penuh
KASIH terhadap semua yang ada di dunia ini.
Manusia ketika kehilangan cinta.. akan
berusaha mencari cinta, entah itu cinta murahan (jual diri), cinta yang
menghanguskan (pertemanan, pacaran, hubungan yang tidak sehat), cinta yang
salah (homoseksual), cinta yang aneh (kekerasan, bully,dll).
Ketika Saya dan Anda mencari-cari cinta...mengapa tidak datang ke sumber cinta aja? Daripada repot berjalan kesana kemari tidak ada tujuan...?
Ketika Saya dan Anda mencari-cari cinta...mengapa tidak datang ke sumber cinta aja? Daripada repot berjalan kesana kemari tidak ada tujuan...?
1 Yohanes 4:8:
“Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih”.
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah itu kasih. Allah itu sumber cinta, jadi..kalau
mencari cinta sejati, carilah wajah Allah! Karena cinta yang Dia janjikan
nampak jelas dalam ayat ini: Yohanes 6: 35 “Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup ;
barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya
kepada-Ku, ia tidak akan haus
lagi.
Yesus berjanji akan
memuaskan kita dengan cintaNya. Kita tidak akan kekurangan cinta, ketika Yesus
hadir nyata dalam hati, pikiran dan perbuatan kita setiap harinya. Tangki cinta
kita akan penuh bersama dengan Yesus.
Untuk mengenal cinta,
tangki cinta, cinta cintaan dan seksualitas manusia dalam balutan teologi, mari mengenal dan memahami serta mempraktekkan ajaran teologi tubuh (TOB) yang digagaskan oleh St.
Yohanes Paulus II.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar