Menjadi seorang yatim piatu adalah bukan pilihan seseorang, menjadi seorang janda atau duda juga pilihan setiap orang, ada hal-hal yang terjadi di luar kendali manusia, itulah mengapa manusia sangat terbatas kemampuan dan ketangguhannya dalam menjalani hidup ini.
Ketika kehilangan segala-galanya, disaat itulah manusia akan tersadar betapa tak berdayanya dirinya, dalam menghindari segala kesialan atau kemalangan. Dan ketika semuanya telah hilang dan lenyap, kemana manusia akan pergi?
Manusia akan kembali bertanya mengapa hal ini terjadi, untuk apa hal ini terjadi dan apa lagi yang akan terjadi setelah semua kejadian ini terjadi? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini membuat seseorang untuk kembali menggali isi dalam dirinya yang menginginkan kasih sempurna; yang selama ini terlupakan. Kasih yang tersembunyi diatas kasih objektif terhadap kehidupan, yang selama ini telah membuat yang tidak kelihatan itu menjadi tersamarkan dan lenyap. Apakah yang tidak kelihatan itu lenyap? Jawabnya Tidak! Dia sedang menanti manusia tersadar dan menyadari bahwa di luar manusia ada kuasa-kuasa yang melebihi cinta agung di dunia ini.
Dia adalah Tuhan yang merupakan satu-satunya harta yang tak ternilai yang dimiliki manusia. Ketika manusia mengandalkan Tuhan, maka manusia akan mampu optimis dalam menjalani hidup, akan mampu bersukacita di balik kekurangan, akan mampu bersyukur dibalik kesedihan dan kekecewaan, akan mampu bertahan ketika beratnya kehidupan mulai menghimpit.
Mengapa Tuhan menjadi harta manusia? Pernah bayangkan ngak? ketika kita terdampar di suatu pulau yang sepi, tak punya apa-apa selain pakaian yang melekat di tubuh. Ketika kita berkaca dan melihat betapa miskinnya kita, justru sebenarnya kita memiliki harta yang akan kelihatan nyata disaat kita tidak memiliki apa-apa. Harta tersebut akan menjamin kelangsungan hidup kita, buktinya: Tuhan akan hadir lewat hasil alam di sekitar, lewat binatang hasil ciptaanNya, lewat udara dan lingkungan yang indah di pulau terpencil tersebut.
Tuhan merupakan jawaban setiap permasalahan. Lewat kitab suci Dia mengajari kita, lewat hati nurani Dia mendidik kita, lewat doa Dia berkomunikasi dengan kita, lewat alam sekitar, Dia hadir dalam rupa-rupa yang tidak kita kenali. Tuhan itu misteri karena Dia tidak berwujud namun dapat dirasakan. Tuhan itu baik, Dia tidak pernah mengijinkan hal yang jahat terjadi kepada kita, jadi, jika manusia mengalami kejahatan jangan tanya mengapa Tuhan menganugerahkan kejahatan? Tuhan tidak pernah menganugerahkan hal jahat; karena Dia adalah sumber kebaikan.
Tanpa Tuhan sebagai penuntun dan jalan menuju kebahagiaan sejati, manusia tidak akan mampu merasakan bahagia yang sesungguhnya. Manusia hanya merasakan kebahagiaan semu ketika mampu shoping miliyaran dollar per hari, memiliki kekasih rupawan, rumah mewah, popularitas,dsb; mengapa semu? Karena kesenangan itu hanya bersifat sementara, tidak akan abadi karena sekalipun harta bergelimang namun tidak serta merta mampu membeli ketenangan, kedamaian, kebahagiaan. Kalau uang mampu membeli segala-galanya maka tidak akan manusia yang terlalu khawatir akan harta dunia yang mengikat tersebut, tidak akan lagi orang stres akibat harga saham atau bisnis lagi lesu, tidak akan ada yang takut kemana-mana sendirian tanpa pengawal pribadi.
Berbeda dengan Tuhan yang adalah harta yang tak ternilai, ketika kita membawa Dia kemanapun, kita tidak akan khawatir karena Dia beserta kita. Dia tidak akan membiarkan kita kelaparan, lihatlah perjalanan bangsa Israel ke luar dari tanah perbudakan menuju tanah terjanji, Tuhan mengirimkan manna dan burung sebagai makanan mereka sehingga mereka tidak mati kelaparan. Tuhan akan menyembuhkan ketika kita sakit lewat obat-obatan, dokter atau suster yang merawat kita, Tuhan mendidik kita supaya tidak jatuh ke dalam kejahatan yang pasti akan menyusahkan kita, Tuhan sungguh sangat mengasihi kita dan tidak pernah meninggalkan kita. Itulah sebabnya mengapa Tuhan itu menjadi harta tak ternilai.
Ketika harta tak ternilai itu hilang dalam diri manusia, maka manusia akan mengalami perbudakan dosa yang menjauhkan dari sukacita dan kebahagiaan sejati. Manusia tidak akan mampu bahagia di luar Tuhan karena segala sesuatu yang duniawi adalah tidak kekal sementara yang Ilahi tetap kekal dan ada selama-lamanya.
Jadi, alangkah bijaknya jika dalam kehidupan ini senantiasa membawa harta tak ternilai itu kemanapun kita pergi agar dunia yang gelap ini mendapat secercah cahaya dari harta yang kita miliki tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar